FAMILY
Mengintip Faktor yang Bikin Situationship: Hubungan Tanpa Status Makin Lumrah
Fatha Annisa
Kamis 26 September 2024 / 16:48
Jakarta: Istilah “Situationship” semakin marak dibahas, khususnya di media sosial. Ini merupakan konsep hubungan yang tidak terikat sebuah status, namun kedua belah pihak saling menyukai.
Situationship sering kali dianggap sebagai "pacaran abu-abu" karena memberikan kenyamanan seperti hubungan pada umumnya, tanpa adanya ikatan atau komitmen yang jelas.
Orang yang terlibat hubungan situationship umumnya bertingkah hampir seperti sepasang kekasih, seperti pergi kencan atau bertukar pesan secara intens. Namun pasangan dalam hubungan ini tetap tidak bisa disebut kekasih, bukan juga teman.
Selain itu, hubungan situationship berpotensi berakhir kapan saja tanpa ada keharusan memberikan penjelasan atau alasan dari kedua belah pihak. Batasan hubungan pun tidak jelas, sehingga sering menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman.
Terlibat hubungan situationship atau tidak tentunya menjadi pilihan masing-masing individu. Apabila kedua belah pihak memahami dan menyetujui konsep ini, maka situationship dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Kendati demikian, tetap sangatlah penting untuk kedua belah pihak melakukan komunikasi yang jelas dan terbuka. Serta, memprioritaskan kesehatan emosional setiap individu yang terlibat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(SUR)
Situationship sering kali dianggap sebagai "pacaran abu-abu" karena memberikan kenyamanan seperti hubungan pada umumnya, tanpa adanya ikatan atau komitmen yang jelas.
Orang yang terlibat hubungan situationship umumnya bertingkah hampir seperti sepasang kekasih, seperti pergi kencan atau bertukar pesan secara intens. Namun pasangan dalam hubungan ini tetap tidak bisa disebut kekasih, bukan juga teman.
Selain itu, hubungan situationship berpotensi berakhir kapan saja tanpa ada keharusan memberikan penjelasan atau alasan dari kedua belah pihak. Batasan hubungan pun tidak jelas, sehingga sering menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman.
Baca juga: Waspada! Ini 4 Tanda Hubunganmu dengan Dia sudah 'Beracun' |
Faktor Lumrahnya Hubungan Situationship
Dewasa ini, semakin banyak orang yang lebih memilih menjalani hubungan situationship dibanding berpacaran secara jelas. Faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab lumrahnya jenis hubungan ini antara lain:- Perkembangan Teknologi: Aplikasi kencan dan media sosial memudahkan orang untuk terhubung dan menjalin interaksi tanpa harus berkomitmen pada hubungan yang serius.
- Budaya Individualistik: Masyarakat yang semakin individualistik cenderung memprioritaskan kebebasan dan fleksibilitas, sehingga hubungan tanpa ikatan menjadi lebih menarik.
- Trauma Hubungan Sebelumnya: Individu yang pernah mengalami kekecewaan atau trauma dalam hubungan masa lalu mungkin enggan untuk berkomitmen pada hubungan baru.
- Kesulitan Menemukan Pasangan yang Tepat: Tantangan dalam menemukan pasangan yang sesuai dengan kriteria dan nilai-nilai yang diharapkan dapat memicu situationship sebagai alternatif sementara.
Baca juga: Kepoin, Yuk! Ini Macam-macam Panggilan Sayang dalam Bahasa Korea |
Dampak Hubungan Situationship
Situationship dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kedua belah pihak yang terlibat.Dampak Positif:
- Kebebasan dan fleksibilitas dalam menjalani hubungan.
- Kesempatan untuk mengeksplorasi perasaan dan mengenal satu sama lain tanpa tekanan berkomitmen.
- Pengalaman hubungan tanpa beban ekspektasi dan tuntutan.
Dampak Negatif:
- Kebingungan dan ketidakpastian mengenai status hubungan.
- Risiko sakit hati atau kekecewaan jika salah satu pihak memiliki ekspektasi lebih tinggi.
- Potensi manipulasi atau pemanfaatan oleh salah satu pihak.
- Kesulitan untuk move on atau melanjutkan hubungan dengan orang lain.
Baca juga: Weekend Telah Tiba! Simak 4 Rekomendasi Kegiatan Ngedate Bareng Pacar |
Terlibat hubungan situationship atau tidak tentunya menjadi pilihan masing-masing individu. Apabila kedua belah pihak memahami dan menyetujui konsep ini, maka situationship dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Kendati demikian, tetap sangatlah penting untuk kedua belah pihak melakukan komunikasi yang jelas dan terbuka. Serta, memprioritaskan kesehatan emosional setiap individu yang terlibat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)