FAMILY
Isu Sherina - Baskara Melakukan Pernikahan Lavender? Yuk, Cari Tahu 5 Cara 'Kerjanya'
Mia Vale
Minggu 22 September 2024 / 14:42
Jakarta: Seorang publik figur pasti akan menjadi sorotan banyak orang. Urusan percintaan misalnya. Banyak artis atau orang penting yang menutupi dengan siapa mereka sedang memiliki hubungan asmara.
Sampai urusan menikah sekali pun. Ya, untuk menjaga karier dan menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat, mereka menikah bukan karena cinta tetapi karena kebutuhan. Tidak sampai di situ, ketika mereka bercerai pun khalayak ramai ingin tahu apa penyebabnya.
Dan inilah yang terjadi pada Sherina Munaf dan Baskara Mahendra yang masih bungkam terkait isu perceraian yang ramai dibicarakan publik. Seperti kita tahu, Sherina dan Baskara menikah pada tahun 2020 silam.
Dan tidak seperti pasangan suami istri selebriti lainnya, mereka hanya sesekali membagikan momen kebersamaannya di laman YouTube pribadi masihg-masing. Sampai pada akhirnya, Sherina dan Baskara sibuk menjalani aktivitas masing-masing. Diketahui juga kalau Sherina menghapus semua foto Baskara di akun pribadi Instagram miliknya.
Namun, belum selesai isu soal perceraian, muncul lagi pernyataan dari akun TikTok @mamahnyakale yang menyebutkan bahwa Sherina dan Baskara menjalani 'Lavender Marriage'.
Terlebih akun @mamahnyakale curiga saat melihat Sherina menikah mengenakan jas. Sangat jauh berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh mempelai wanita pada umumnya. Nah, dari istilah yang disebutkan di atas, yuk, cari tahu apa sih, sebenarnya lavender marriage itu?
(1).jpg)
(Lavender marriage menurut Marriage.com adalah sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan wanita di mana satu orang adalah heteroseksual dan seorang lainnya adalah homoseksual atau lesbian. Ikatan ini sering kali dimaksudkan untuk menyembunyikan orientasi seksual homoseksual. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Pernikahan lavender merupakan persatuan antara seorang pria dan wanita di mana setidaknya salah satu pasangannya adalah homoseksual atau biseksual. Boleh dibilang, pernikahan tersebut dilakukan karena alasan selain cinta romantis.
Secara historis, pernikahan lavender hanyalah sebuah kedok atau pencitraan demi menyembunyikan orientasi seksual orang-orang yang terlibat karena tekanan masyarakat dan kurangnya penerimaan.
Istilah 'lavender' sendiri mencerminkan perpaduan warna tradisional yang dikaitkan dengan gender, melambangkan perpaduan penampilan dalam pengaturan ini.
Pernikahan ini terjadi karena berbagai alasan pribadi dan sosial, menyoroti interaksi yang kompleks antara identitas pribadi dan persepsi publik. Umumnya, pasangan lavender ini menavigasi kemitraan mereka yang tidak konvensional. Berikut 'cara kerja' pasangan lavender dalam menjalani hidupnya sebagai pasangan.
Pernikahan lavender dimulai dengan komunikasi yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat. Mengutip laman Marriage, kedua individu menyetujui pernikahan tersebut dengan pemahaman komprehensif tentang orientasi seksual masing-masing dan alasan pribadi di balik perkawinan tersebut.
Pemahaman bersama ini sangat penting karena menjadi landasan bagi semua aspek hubungan lainnya, memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki harapan yang selaras dan rasa hormat terhadap jati diri masing-masing. Ini adalah landasan yang memungkinkan mereka menavigasi kemitraan unik mereka sambil mempertahankan kesatuan dalam menghadapi dunia luar.
Dalam lingkungan yang tidak menerima pernikahan sejenis, pernikahan lavender dapat berfungsi sebagai perisai pelindung, yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat tanpa menarik perhatian yang tidak semestinya.
Perlindungan sosial ini dapat bermanfaat khususnya di lingkungan sosial konservatif, lingkungan profesional, atau industri di mana terdapat stigma yang signifikan terhadap non-heteroseksual. Hal ini memungkinkan individu untuk menjaga citra publik dan privasi pribadi mereka sekaligus menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Banyak orang menghadapi tekanan besar dari keluarga mereka untuk menjalani kehidupan tradisional, yang biasanya mencakup menikahi lawan jenis dan membesarkan anak. Pernikahan lavender dapat memenuhi ekspektasi keluarga, mengurangi stres dan konflik dalam hubungan keluarga.
Hal ini memungkinkan individu untuk memenuhi tugas keluarga dan menjaga keharmonisan tanpa mengungkapkan orientasi seksual mereka, sehingga menavigasi dinamika keluarga yang kompleks dengan lebih lancar.
Meskipun tidak ada cinta romantis, individu dalam pernikahan lavender sering kali memiliki ikatan persahabatan, rasa hormat, dan saling mendukung yang mendalam. Persahabatan ini dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas yang signifikan, memberikan kedua pasangan orang kepercayaan yang dapat dipercaya dan mitra dalam menavigasi tantangan hidup.
Hubungan tersebut dapat memberikan dukungan emosional, rangsangan intelektual, dan bantuan praktis, yang berkontribusi terhadap kehidupan rumah tangga yang memuaskan dan suportif.
Beberapa individu dalam pernikahan lavender ingin membesarkan anak, dan perkawinan ini menyediakan lingkungan yang stabil dan terstruktur untuk melakukannya. Para mitra dapat menjadi orang tua bersama, berbagi tanggung jawab dan kegembiraan dalam membesarkan anak bersama.
Pengaturan ini memungkinkan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan perhatian dengan dua orang tua, meskipun unsur romantis yang biasanya dikaitkan dengan pernikahan tidak ada.
Namun, anak-anak yang lahir dari pernikahan ini juga akan menghadapi tantangan, mulai dari memahami dinamika keluarga mereka hingga menghadapi stigma dan tekanan eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sampai urusan menikah sekali pun. Ya, untuk menjaga karier dan menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat, mereka menikah bukan karena cinta tetapi karena kebutuhan. Tidak sampai di situ, ketika mereka bercerai pun khalayak ramai ingin tahu apa penyebabnya.
Dan inilah yang terjadi pada Sherina Munaf dan Baskara Mahendra yang masih bungkam terkait isu perceraian yang ramai dibicarakan publik. Seperti kita tahu, Sherina dan Baskara menikah pada tahun 2020 silam.
Dan tidak seperti pasangan suami istri selebriti lainnya, mereka hanya sesekali membagikan momen kebersamaannya di laman YouTube pribadi masihg-masing. Sampai pada akhirnya, Sherina dan Baskara sibuk menjalani aktivitas masing-masing. Diketahui juga kalau Sherina menghapus semua foto Baskara di akun pribadi Instagram miliknya.
Namun, belum selesai isu soal perceraian, muncul lagi pernyataan dari akun TikTok @mamahnyakale yang menyebutkan bahwa Sherina dan Baskara menjalani 'Lavender Marriage'.
Terlebih akun @mamahnyakale curiga saat melihat Sherina menikah mengenakan jas. Sangat jauh berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh mempelai wanita pada umumnya. Nah, dari istilah yang disebutkan di atas, yuk, cari tahu apa sih, sebenarnya lavender marriage itu?
Berkedok pernikahan
(1).jpg)
(Lavender marriage menurut Marriage.com adalah sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan wanita di mana satu orang adalah heteroseksual dan seorang lainnya adalah homoseksual atau lesbian. Ikatan ini sering kali dimaksudkan untuk menyembunyikan orientasi seksual homoseksual. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Pernikahan lavender merupakan persatuan antara seorang pria dan wanita di mana setidaknya salah satu pasangannya adalah homoseksual atau biseksual. Boleh dibilang, pernikahan tersebut dilakukan karena alasan selain cinta romantis.
Secara historis, pernikahan lavender hanyalah sebuah kedok atau pencitraan demi menyembunyikan orientasi seksual orang-orang yang terlibat karena tekanan masyarakat dan kurangnya penerimaan.
Istilah 'lavender' sendiri mencerminkan perpaduan warna tradisional yang dikaitkan dengan gender, melambangkan perpaduan penampilan dalam pengaturan ini.
Pernikahan ini terjadi karena berbagai alasan pribadi dan sosial, menyoroti interaksi yang kompleks antara identitas pribadi dan persepsi publik. Umumnya, pasangan lavender ini menavigasi kemitraan mereka yang tidak konvensional. Berikut 'cara kerja' pasangan lavender dalam menjalani hidupnya sebagai pasangan.
Saling pengertian dan kesepakatan
Pernikahan lavender dimulai dengan komunikasi yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat. Mengutip laman Marriage, kedua individu menyetujui pernikahan tersebut dengan pemahaman komprehensif tentang orientasi seksual masing-masing dan alasan pribadi di balik perkawinan tersebut.
Pemahaman bersama ini sangat penting karena menjadi landasan bagi semua aspek hubungan lainnya, memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki harapan yang selaras dan rasa hormat terhadap jati diri masing-masing. Ini adalah landasan yang memungkinkan mereka menavigasi kemitraan unik mereka sambil mempertahankan kesatuan dalam menghadapi dunia luar.
Memberikan perlindungan sosial
Dalam lingkungan yang tidak menerima pernikahan sejenis, pernikahan lavender dapat berfungsi sebagai perisai pelindung, yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat tanpa menarik perhatian yang tidak semestinya.
Perlindungan sosial ini dapat bermanfaat khususnya di lingkungan sosial konservatif, lingkungan profesional, atau industri di mana terdapat stigma yang signifikan terhadap non-heteroseksual. Hal ini memungkinkan individu untuk menjaga citra publik dan privasi pribadi mereka sekaligus menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Mengurangi tekanan keluarga
Banyak orang menghadapi tekanan besar dari keluarga mereka untuk menjalani kehidupan tradisional, yang biasanya mencakup menikahi lawan jenis dan membesarkan anak. Pernikahan lavender dapat memenuhi ekspektasi keluarga, mengurangi stres dan konflik dalam hubungan keluarga.
Hal ini memungkinkan individu untuk memenuhi tugas keluarga dan menjaga keharmonisan tanpa mengungkapkan orientasi seksual mereka, sehingga menavigasi dinamika keluarga yang kompleks dengan lebih lancar.
Membangun persahabatan
Meskipun tidak ada cinta romantis, individu dalam pernikahan lavender sering kali memiliki ikatan persahabatan, rasa hormat, dan saling mendukung yang mendalam. Persahabatan ini dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas yang signifikan, memberikan kedua pasangan orang kepercayaan yang dapat dipercaya dan mitra dalam menavigasi tantangan hidup.
Hubungan tersebut dapat memberikan dukungan emosional, rangsangan intelektual, dan bantuan praktis, yang berkontribusi terhadap kehidupan rumah tangga yang memuaskan dan suportif.
Mengasuh anak dalam kemitraan
Beberapa individu dalam pernikahan lavender ingin membesarkan anak, dan perkawinan ini menyediakan lingkungan yang stabil dan terstruktur untuk melakukannya. Para mitra dapat menjadi orang tua bersama, berbagi tanggung jawab dan kegembiraan dalam membesarkan anak bersama.
Pengaturan ini memungkinkan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan perhatian dengan dua orang tua, meskipun unsur romantis yang biasanya dikaitkan dengan pernikahan tidak ada.
Namun, anak-anak yang lahir dari pernikahan ini juga akan menghadapi tantangan, mulai dari memahami dinamika keluarga mereka hingga menghadapi stigma dan tekanan eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)