FAMILY
Juvenile Delinquency, Ketika Kenakalan Anak Sudah Mengarah pada Kriminal
Mia Vale
Rabu 08 Mei 2024 / 23:12
Jakarta: Masa remaja umumnya menjadi masa yang paling indah bagi seorang anak. Masa remaja juga merupakan masa di mana seseorang mencari jati diri dan ingin mengenal siapa dirinya. Sehingga tak jarang mereka berada di puncak kenakalannya, bahkan kadang kenakalan tersebut di luar batas.
Inilah yang perlu diwaspadai. Pasalnya, kenakalan remaja tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan ada serangkaian kejadian yang menimbulkan perilaku kekerasan pada remaja.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pernah melakukan survei dan menemukan bahwa kenakalan bisa disebabkan oleh kekerasan yang berkepanjangan terhadap anak itu sendiri atau orang lain di sekitarnya.
Kadang-kadang, unjuk agresi ini hanya sekadar untuk membela atau melindungi diri mereka sendiri. Namun, hal ini mengarah pada intimidasi dan viktimisasi terhadap anak-anak lain, sering kali anak-anak tersebut adalah saudara mereka sendiri.
.jpg)
(Orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda kenakalan remaja pada awal terjadinya agresi sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengubah perilaku remajanya pada tahap yang tepat. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Disampaikan Psikolog Iswan yang telah dikutip dari Hello Sehat, seiring bertambahnya usia anak, ini juga dapat diikuti oleh gangguan psikologis lain, seperti juvenile delinquency atau kenakalan remaja yang dinilai sudah cukup parah.
Contohnya, melanggar norma hukum seperti mencuri, berbohong, merusak fasilitas umum, atau yang sering diberitakan adalah tawuran. Jika dilakukan secara terus-menerus dan berulang di usia remaja SMP menjelang SMA, ini termasuk kondisi psikologis yang harus diwaspadai.
Oleh karena itu, orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda kenakalan remaja pada awal terjadinya agresi sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengubah perilaku remajanya pada tahap yang tepat.
Anak-anak nakal sering kali didiagnosis dengan kelainan yang berbeda-beda. Bahkan, berkisar 6 - 16 persen remaja laki-laki dan 2 - 9 persen remaja perempuan mengalami gangguan perilaku. Gangguan ini bisa bervariasi, mulai dari gangguan menentang oposisi, yang belum tentu bersifat agresif, hingga gangguan kepribadian antisosial, yang sering didiagnosis di kalangan psikopat.
Mengutip laman Secure Teen, gangguan perilaku dapat berkembang pada masa kanak-kanak dan kemudian muncul pada masa remaja. Anak-anak nakal yang sering berhadapan dengan sistem peradilan pidana, atau dengan kata lain mereka yang terus-menerus melakukan pelanggaran seumur hidup, kadang-kadang didiagnosis menderita gangguan perilaku karena mereka terus-menerus mengabaikan keselamatan dan/atau harta benda mereka sendiri dan orang lain.
Ketika remaja terus menunjukkan pola perilaku yang sama dan menginjak usia delapan belas tahun, ia berisiko didiagnosis menderita gangguan kepribadian antisosial dan lebih rentan menjadi pelaku kejahatan serius.
Perilaku ‘nakal’ remaja ini bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri, seperti:
Tak hanya internal, penyebab juvenile delinquency pada anak juga bisa karena faktor eksternal seperti:
Bila anak kamu termasuk remaja yang melakukan kenakalan, ada baiknya untuk mengetahui cara yang tepat mengatasi kenakalan remaja. Ini bertujuan sebagai pencegahan agar anak tidak terjerumus semakin jauh dan terlibat dalam semakin banyak kenakalan remaja. Berikut ini beberapa cara yang tepat untuk mengatasi kenakalan remaja.
Ingat, kenakalan remaja merupakan akibat dari beberapa gejala yang terjadi pada berbagai fase kehidupan remaja. Apabila penyebab kenakalan remaja dapat diketahui sejak dini, maka segala bentuk perilaku menyimpang dapat dicegah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Inilah yang perlu diwaspadai. Pasalnya, kenakalan remaja tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan ada serangkaian kejadian yang menimbulkan perilaku kekerasan pada remaja.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pernah melakukan survei dan menemukan bahwa kenakalan bisa disebabkan oleh kekerasan yang berkepanjangan terhadap anak itu sendiri atau orang lain di sekitarnya.
Kadang-kadang, unjuk agresi ini hanya sekadar untuk membela atau melindungi diri mereka sendiri. Namun, hal ini mengarah pada intimidasi dan viktimisasi terhadap anak-anak lain, sering kali anak-anak tersebut adalah saudara mereka sendiri.
Juvenile delinquency
.jpg)
(Orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda kenakalan remaja pada awal terjadinya agresi sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengubah perilaku remajanya pada tahap yang tepat. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Disampaikan Psikolog Iswan yang telah dikutip dari Hello Sehat, seiring bertambahnya usia anak, ini juga dapat diikuti oleh gangguan psikologis lain, seperti juvenile delinquency atau kenakalan remaja yang dinilai sudah cukup parah.
Contohnya, melanggar norma hukum seperti mencuri, berbohong, merusak fasilitas umum, atau yang sering diberitakan adalah tawuran. Jika dilakukan secara terus-menerus dan berulang di usia remaja SMP menjelang SMA, ini termasuk kondisi psikologis yang harus diwaspadai.
Oleh karena itu, orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda kenakalan remaja pada awal terjadinya agresi sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengubah perilaku remajanya pada tahap yang tepat.
Merupakan gangguan perilaku
Anak-anak nakal sering kali didiagnosis dengan kelainan yang berbeda-beda. Bahkan, berkisar 6 - 16 persen remaja laki-laki dan 2 - 9 persen remaja perempuan mengalami gangguan perilaku. Gangguan ini bisa bervariasi, mulai dari gangguan menentang oposisi, yang belum tentu bersifat agresif, hingga gangguan kepribadian antisosial, yang sering didiagnosis di kalangan psikopat.
Mengutip laman Secure Teen, gangguan perilaku dapat berkembang pada masa kanak-kanak dan kemudian muncul pada masa remaja. Anak-anak nakal yang sering berhadapan dengan sistem peradilan pidana, atau dengan kata lain mereka yang terus-menerus melakukan pelanggaran seumur hidup, kadang-kadang didiagnosis menderita gangguan perilaku karena mereka terus-menerus mengabaikan keselamatan dan/atau harta benda mereka sendiri dan orang lain.
Ketika remaja terus menunjukkan pola perilaku yang sama dan menginjak usia delapan belas tahun, ia berisiko didiagnosis menderita gangguan kepribadian antisosial dan lebih rentan menjadi pelaku kejahatan serius.
Faktor internal
Perilaku ‘nakal’ remaja ini bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri, seperti:
- a. Krisis identitas, di mana terjadi perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
- b. Kontrol diri yang lemah, biasa terjadi pada remaja yang tidak bisa memelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’
- c. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya)
Faktor eksternal
Tak hanya internal, penyebab juvenile delinquency pada anak juga bisa karena faktor eksternal seperti:
- - Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar-anggota keluarga, atau perselisihan antar-anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja
- - Teman sebaya yang kurang baik
- - Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
- - Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial
- - Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial
Cara mengatasi kenakalan anak
Bila anak kamu termasuk remaja yang melakukan kenakalan, ada baiknya untuk mengetahui cara yang tepat mengatasi kenakalan remaja. Ini bertujuan sebagai pencegahan agar anak tidak terjerumus semakin jauh dan terlibat dalam semakin banyak kenakalan remaja. Berikut ini beberapa cara yang tepat untuk mengatasi kenakalan remaja.
- - Jalin hubungan yang baik dengan anak
- - Tetapkan aturan dan batasan pada anak
- - Ketahui di mana dan dengan siapa anak berada
- - Tingkatkan pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang perkembangan remaja
- - Selalu beri dukungan pada anak
Ingat, kenakalan remaja merupakan akibat dari beberapa gejala yang terjadi pada berbagai fase kehidupan remaja. Apabila penyebab kenakalan remaja dapat diketahui sejak dini, maka segala bentuk perilaku menyimpang dapat dicegah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)