Tidak Terpuji! Menjadi Superior dengan Menyiksa Hewan
Jakarta: Walaupun hewan tak bersalah, entah mengapa banyak manusia tetap suka menyiksa mereka. Ternyata dari sudut pandang psikologis, orang tega menyiksa binatang bisa karena ingin merasa superior.
Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, dari Sahabat Karib, orang melakukan penyiksaan hewan khususnya pada hewan domestik seperti kucing, anjing, atau kelinci karena posisi binatang-binatang tersebut lemah.
“Kenapa dia melakukan ke binatang? Binatang itu kan memang mahluk yang mungkin tak sekuat manusia. Ini kan yang disiksa anjing, kucing, dan sebagainya. Bukan macan atau harimau. Binatang domestik itu ya harmless dan helpless,” ungkapnya dilansir dari Medcom.id.
Saat binatang tak berdaya di tangannya, seakan manusia itu mendapatkan kekuatan. Mereka akhirnya bisa berkuasa.
“Ketika seseorang menyakiti binatang, seseorang itu yang melakukannya merasa lebih punya kuasa, lebih punya andil, dan powerfull, kenapa mereka merasa ini? Dia menargetkan pada objek yang tak berdaya. Bandingkan dia balas ini ke orang tua, tidak bisa. Konskuensi lebih tinggi,” tambahnya.
(Penyiksaan hewan khususnya pada hewan domestik seperti kucing, anjing, atau kelinci karena posisi binatang-binatang tersebut lemah. Foto: Ilustrasi. Dok. Unsplash.com)
Bisa jadi orang melakukan tindakan abusive seperti ini karena mereka juga mendapatkan perilaku abusive dari orang yang lebih kuat darinya.
“Kenapa orang punya kecenderungan ingin powerfull? Biasanya kecenderungan itu muncul dari keluarga yang abusive, sehingga keluarga pun dia enggak punya kekuatan, tak punya impact dan sebagainya. Kemudian di teman-temannya juga ingin powerfull. Untuk mencapai rasa berkuasa itu dilampiaskan ke objek lemah yang bisa dikuasai,” jelasnya.
Bila dibiarkan, tidak mendapatkan pendidikan yang tepat, orang semacam ini akan berlaku abusive ke manusia lainnya juga yang dianggap lebih lemah darinya.
Karakteristik Seorang Antisosial
Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan video tiga pemuda yang sedang menyiksa kucing. Mereka menjadikan kucing tak berdaya sebagai bola tendang dan divideokan lalu diunggah ke media sosial.
Hal ini buat netizen marah, Doni Herdaru dari Animal Defenders Indonesia pun mewakilkan kemarahan netizen dengan mendatangi pelaku dan meminta penjelasan sekaligus memberikan edukasi.
Perilaku seperti ini sesungguhnya harus diwaspadai, menurut Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, dari Sahabat Karib Menyakiti binatang adalah tanda penting untuk melihat kecenderungan seseorang memiliki karakteristik sebagai pribadi yang antisosial.
(Saat binatang tak berdaya di tangannya, seakan manusia itu mendapatkan kekuatan. Mereka akhirnya bisa berkuasa. Foto: Ilustrasi. Dok. Unsplash.com)
“Bukan berarti dia punya kepribadian antisosial, tapi memang ada karakteristik kepribadian yang mengarah ke antisosial. Tapi perlu dikaji lagi apakah itu terjadi berulang-ulang, apakah konsisten. Kalau sekali doang mungkin hanya pelampiasan dan sebagainya. Namun kalau berulang-ulang ini bisa jadi warning untuk orang tua atau siapapun yang berkaitan dengan remaja tersebut,” tuturnya.
Lihatlah apakah orang yang berperilaku kejam seperti itu merasa bersalah atau tidak. Dalam sebuah video, terlihat bahwa salah satu pelaku saat diedukasi sempat melawan argumen Doni.
“Dari penelitian itu juga, ketika orang sudah menyakiti binatang dan tak ada rasa penyesalan, nanti dewasanya dia juga tak ragu-ragu untuk menyakiti orang lain,” jelasnya.
(Kenapa melakukan kekerasan pada binatang? Karena binatang memang mahluk yang mungkin tak sekuat manusia. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Menurut Yulius, orang yang berperilaku kejam pada binatang berpotensi melakukan hal yang sama pada manusia lain yang dianggapnya lemah.
“Dia akan lebih mudah melakukan kekerasan. Apalagi laki-laki yang punya rasa maskulinisme yang tinggi banget, yang masih punya paham patriarkal banget, menganggap perempuan rendah dan sebagainya akan sangat mudah untuk melakukannya. Dalam penelitian dia cenderung akan lebih mudah menyakiti istrinya,” lanjut Yulius.
Bila ada orang di sekitarmu berperilaku serupa, pastikan mereka dipantau dengan tepat. Hubungi profesional untuk membantu mengarahkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)