FAMILY
Penyebab Sakit Kepala selama Kehamilan yang Mungkin Para Ibu Hamil Mengalaminya
A. Firdaus
Sabtu 27 Desember 2025 / 09:15
Jakarta: Kehamilan merupakan periode penuh tantangan, mulai dari memilih nama bayi hingga mencari penitipan anak yang aman, dan sering kali diiringi dengan nasihat parenting dari orang lain.
Namun, tantangan ini bisa bertambah dengan munculnya sakit kepala yang nyata yang cukup sering terjadi selama kehamilan. Sakit kepala ini dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan hormon, stres, dan kurang istirahat.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah macam macam penyebab sakit kepala yang biasanya para ibu hamil mengalaminya.
Sakit kepala selama kehamilan cukup umum, terutama pada trimester pertama. Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan hormon. Banyak wanita menjadi lebih sensitif terhadap peningkatan kadar estrogen yang terjadi selama kehamilan.
Selain itu, peningkatan volume darah pada trimester pertama juga bisa memicu sakit kepala, atau jika seseorang berhenti atau mengurangi konsumsi kafein atau penarikan kafein dapat menyebabkan denyutan di kepala.
Penyebab lain sakit kepala selama kehamilan meliputi:
1. Kurang tidur atau kelelahan secara umum yang membuat tubuh tidak cukup beristirahat.
2. Hidung tersumbat atau sinus yang bengkak, sering terkait dengan perubahan hormonal yang memengaruhi saluran pernapasan.
3. Alergi, seperti reaksi terhadap debu, serbuk sari, atau bahan kimia yang bisa memperburuk kondisi hidung dan sinus.
4. Kelelahan mata, misalnya dari terlalu lama menatap layar komputer atau membaca tanpa istirahat.
5. Stres yang bisa datang dari kekhawatiran tentang kehamilan atau tekanan sehari-hari.
6. Depresi, yang mungkin muncul akibat perubahan emosi selama kehamilan.
7. Lapar, karena kadar gula darah rendah bisa memicu denyutan di kepala.
8. Dehidrasi, yang terjadi jika tidak cukup minum air, terutama karena kebutuhan cairan tubuh meningkat selama kehamilan.
Jika sakit kepala muncul pada trimester pertama, biasanya akan berkurang atau bahkan hilang sepenuhnya pada trimester kedua, setelah lonjakan hormon stabil dan tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan kimiawi.
Namun, jika sakit kepala berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang lebih serius.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun, tantangan ini bisa bertambah dengan munculnya sakit kepala yang nyata yang cukup sering terjadi selama kehamilan. Sakit kepala ini dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan hormon, stres, dan kurang istirahat.
Dilansir dari BabyCenter, berikut adalah macam macam penyebab sakit kepala yang biasanya para ibu hamil mengalaminya.
Penyebab sakit kepala selama kehamilan
Sakit kepala selama kehamilan cukup umum, terutama pada trimester pertama. Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan hormon. Banyak wanita menjadi lebih sensitif terhadap peningkatan kadar estrogen yang terjadi selama kehamilan.
Selain itu, peningkatan volume darah pada trimester pertama juga bisa memicu sakit kepala, atau jika seseorang berhenti atau mengurangi konsumsi kafein atau penarikan kafein dapat menyebabkan denyutan di kepala.
Penyebab lain sakit kepala selama kehamilan meliputi:
1. Kurang tidur atau kelelahan secara umum yang membuat tubuh tidak cukup beristirahat.
2. Hidung tersumbat atau sinus yang bengkak, sering terkait dengan perubahan hormonal yang memengaruhi saluran pernapasan.
3. Alergi, seperti reaksi terhadap debu, serbuk sari, atau bahan kimia yang bisa memperburuk kondisi hidung dan sinus.
4. Kelelahan mata, misalnya dari terlalu lama menatap layar komputer atau membaca tanpa istirahat.
5. Stres yang bisa datang dari kekhawatiran tentang kehamilan atau tekanan sehari-hari.
6. Depresi, yang mungkin muncul akibat perubahan emosi selama kehamilan.
7. Lapar, karena kadar gula darah rendah bisa memicu denyutan di kepala.
8. Dehidrasi, yang terjadi jika tidak cukup minum air, terutama karena kebutuhan cairan tubuh meningkat selama kehamilan.
Jika sakit kepala muncul pada trimester pertama, biasanya akan berkurang atau bahkan hilang sepenuhnya pada trimester kedua, setelah lonjakan hormon stabil dan tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan kimiawi.
Namun, jika sakit kepala berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang lebih serius.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)