FAMILY

Bisa Mengakhiri Hubungan, 4 Kalimat yang Harus Dihindari Pasangan

Mia Vale
Rabu 23 April 2025 / 22:56
Jakarta: Apa yang kita katakan kepada pasangan, bisa membentuk hubungan yang sedang dijalani. Bahkan, komunikasi negatif yang tidak sengaja bisa terlontar. Dan akhirnya, kata-kata itu menyakitkan pasangan

Yang harus diingat, satu kalimat yang diucapkan pada waktu yang salah dapat menanam benih kebencian yang perlahan-lahan mengikis kepercayaan.

Kata-kata yang kamu pilih dapat memelihara hubungan atau menggagalkan keintiman, dan terkadang permintaan maaf tidak cukup untuk menghapus luka yang ditinggalkan oleh satu perkataan yang ceroboh. 

Kunci komunikasi yang penuh kasih terletak pada kesadaran, bersikap bijaksana dengan kata-kata yang kamu pilih, terutama di saat-saat konflik. 

Frasa-frasa di bawah mungkin tampak tidak berbahaya. Tetapi seiring waktu, dapat menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki. Ya, membangun komunikasi yang penuh kesadaran membutuhkan latihan. Dan awal yang baik adalah menghindari beberapa frasa ini. 
 

"Berhentilah menjadi terlalu sensitif"



(Studi mengungkapkan bahwa wanita mengalami jarak emosional yang lebih besar saat menekan emosi negatif, membuat mereka lebih rentan terhadap ketidakpuasan dan isolasi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Frasa ini tidak hanya mengabaikan emosi, tetapi juga membuatnya tidak valid. Frasa ini memberi tahu pasangan bahwa perasaan mereka salah atau dibesar-besarkan, membuat mereka mempertanyakan emosi mereka atau merasa harus menekannya untuk menjaga kedamaian. 

Mengutip Psychology Today, seiring waktu, hal ini melemahkan kepercayaan dan keamanan emosional, sehingga menciptakan jarak yang lebih jauh dalam hubungan. 

Ketika seseorang mengalami penolakan emosional, sistem saraf mereka dapat menganggapnya sebagai ancaman, yang memicu reaksi defensif seperti menutup diri atau menarik diri. 

Sebaliknya, ketika seseorang merasa divalidasi secara emosional, sistem saraf mereka tetap teratur dan terbuka untuk koneksi, yang memperkuat kepercayaan dan keintiman.

Baca juga: Kembali Heboh, Apa Itu Istilah Open Marriage?
 

"Aku baik-baik saja", padahal tidak


Saat mengatakan "Saya baik-baik saja", padahal itu tidak benar, kamu telah membangun tembok alih-alih jembatan koneksi. Seiring waktu, tindakan penghindaran kecil ini menciptakan jarak emosional, mengajarkan pasangan bahwa percakapan yang jujur tidak diterima, bahkan saat mereka benar-benar ingin mengerti. 

Sebuah studi Februari 2025 yang diterbitkan dalam The Journal of Psychology menemukan bahwa menekan emosi dalam hubungan romantis dikaitkan dengan kepuasan hubungan yang lebih rendah, yang dapat meningkatkan kesepian. 

Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa wanita mengalami jarak emosional yang lebih besar saat menekan emosi negatif, membuat mereka lebih rentan terhadap ketidakpuasan dan isolasi.
 

"Lakukan yang kamu mau, aku tak peduli"


Kala bertengkar dengan pasangan, kadang kamu merasa frustasi dan kelelahan. Sambil mengangkat tangan, kamu berkata, "Lakukan apa pun yang kamu mau, aku tak peduli." Pada saat itu, kamu mungkin hanya melampiaskan rasa frustrasi, tapi pasanganmu mendengar sesuatu yang lebih dalam. 

Dia menganggap, kamu sudah berhenti peduli dengan perasaan, keputusan, atau bahkan hubungan kalian. Frasa ini mengidentifikasi penarikan diri sebagai strategi penyelesaian konflik yang tidak adaptif yang sangat terkait dengan gaya keterikatan yang menghindar.

Baca juga: Sehabis Seks kok Malah Sedih? Mungkin Kamu Mengalami Post-sex Blues
 

"Kamu selalu..." atau "Kamu tidak pernah..."


Sebagai wanita kadang kita kesal saat pasangan melupakan sesuatu yang penting bagi kita. Karena frustrasi, kamu berkata, "Kamu selalu melakukan ini." Atau, "Kamu tidak pernah mendengarkanku." 

Di tengah suasana yang panas, frasa-frasa ini mungkin terasa benar, tapi bagi pasangan, itu terdengar sebagai generalisasi yang tidak adil. Alih-alih membahas situasi spesifik, kamu melabeli seluruh karakter mereka secara negatif, membuat mereka merasa diserang dan defensif. 

“Kamu selalu” atau, “Kamu tidak pernah” memperburuk konflik karena mereka mengomunikasikan kesalahan dan permusuhan, yang pasti memicu reaksi defensif, daripada dialog yang produktif.

Jadi, sebisa mungkin orang yang telah memiliki pasangan harus menghindari kelimat-kalimat dj atas. Jangan sampai kita menyesal akan kandasnya suatu hubungan hanya karena cara melontar kanta-kata yang seperti menyudutkan pasangan kita. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH