FAMILY
Mengenali Tanda-tanda Anak Mengalami Masalah saat Bermain Game Online
Medcom
Rabu 03 September 2025 / 18:15
Jakarta: Saat sudah berusaha sebaik mungkin, ajakan tidak pantas dan perundungan melalui platform game tetap bisa terjadi. Orang tua memiliki peran penting sebagai pelindung dengan memahami tanda-tanda jika anak di-bully atau dieksploitasi secara seksual, serta mengetahui langkah yang harus diambil.
Catherine Atkinson-Greenhaw, LPC, seorang konselor profesional berlisensi yang ahli dalam keterampilan mengatasi masalah dan dinamika keluarga di Thriveworks, menjelaskan beberapa tanda bahwa seorang remaja mungkin mengalami pelecehan seksual secara online, yaitu:
1. Perubahan perilaku mendadak, seperti mood yang sangat berubah-ubah, kecemasan, menarik diri dari lingkungan sekitar, atau mulai menyimpan rahasia.
2. Menunjukkan perilaku seksual yang lebih sering atau tidak biasa.
3. Melanggar aturan rumah, misalnya tidak mematuhi jam malam atau kabur dari rumah.
4. Merasa takut atau tidak nyaman berada di sekitar orang dewasa.
5. Menjalin hubungan dengan anak-anak yang lebih tua.
6. Mendapatkan uang atau barang mahal secara tiba-tiba tanpa penjelasan yang jelas.
Selain itu, tanda-tanda umum bahwa remaja mungkin menjadi korban perundungan melalui platform game atau platform terkait game meliputi:
1. Merasa cemas setelah menggunakan perangkat seperti komputer atau ponsel.
2. Perubahan mood ekstrem, seperti kesedihan atau kemarahan.
3. Enggan membicarakan aktivitas online atau dengan siapa mereka berbicara.
Jika ada kekhawatiran, Atkinson-Greenhaw menyarankan untuk menghindari panik atau menyalahkan anak, tetapi segera bertindak.
“Yakinkan anak bahwa ini bukan salah mereka dan senang mengetahui hal ini atau bangga pada mereka karena berani mengungkapkannya," kata Atkinson.
Untuk melindungi anak, penting juga untuk mendokumentasikan semua kejadian dengan meminta tangkapan layar atau bukti lain yang menunjukkan bullying atau rayuan seksual.
Pengaturan privasi harus dipastikan sudah diatur dengan benar, dan kontak dengan pelaku bullying atau pelecehan perlu dibatasi. Jika diperlukan, pelaporan ke kepolisian juga harus dilakukan demi keselamatan anak.
Permainan video tidak sepenuhnya buruk dan tidak perlu dilarang bagi anak yang menggunakan platform tersebut dengan bertanggung jawab. Titania Jordan, penulis buku Parental Control dan Kepala Petugas Orang Tua di Bark Technologies menjelaskan, permainan video telah membantu menghubungkan anak-anak saat mereka tidak bisa berkumpul secara langsung, terutama selama pandemi.
Selain itu, game online dapat mengajarkan kolaborasi, kesabaran, dan dapat memperkenalkan anak pada ide serta dunia baru. Bahkan, hal ini bisa membantu anak masuk ke perguruan tinggi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Catherine Atkinson-Greenhaw, LPC, seorang konselor profesional berlisensi yang ahli dalam keterampilan mengatasi masalah dan dinamika keluarga di Thriveworks, menjelaskan beberapa tanda bahwa seorang remaja mungkin mengalami pelecehan seksual secara online, yaitu:
1. Perubahan perilaku mendadak, seperti mood yang sangat berubah-ubah, kecemasan, menarik diri dari lingkungan sekitar, atau mulai menyimpan rahasia.
2. Menunjukkan perilaku seksual yang lebih sering atau tidak biasa.
3. Melanggar aturan rumah, misalnya tidak mematuhi jam malam atau kabur dari rumah.
4. Merasa takut atau tidak nyaman berada di sekitar orang dewasa.
5. Menjalin hubungan dengan anak-anak yang lebih tua.
6. Mendapatkan uang atau barang mahal secara tiba-tiba tanpa penjelasan yang jelas.
Selain itu, tanda-tanda umum bahwa remaja mungkin menjadi korban perundungan melalui platform game atau platform terkait game meliputi:
1. Merasa cemas setelah menggunakan perangkat seperti komputer atau ponsel.
2. Perubahan mood ekstrem, seperti kesedihan atau kemarahan.
3. Enggan membicarakan aktivitas online atau dengan siapa mereka berbicara.
Jika ada kekhawatiran, Atkinson-Greenhaw menyarankan untuk menghindari panik atau menyalahkan anak, tetapi segera bertindak.
“Yakinkan anak bahwa ini bukan salah mereka dan senang mengetahui hal ini atau bangga pada mereka karena berani mengungkapkannya," kata Atkinson.
Untuk melindungi anak, penting juga untuk mendokumentasikan semua kejadian dengan meminta tangkapan layar atau bukti lain yang menunjukkan bullying atau rayuan seksual.
Pengaturan privasi harus dipastikan sudah diatur dengan benar, dan kontak dengan pelaku bullying atau pelecehan perlu dibatasi. Jika diperlukan, pelaporan ke kepolisian juga harus dilakukan demi keselamatan anak.
Permainan video tidak sepenuhnya buruk dan tidak perlu dilarang bagi anak yang menggunakan platform tersebut dengan bertanggung jawab. Titania Jordan, penulis buku Parental Control dan Kepala Petugas Orang Tua di Bark Technologies menjelaskan, permainan video telah membantu menghubungkan anak-anak saat mereka tidak bisa berkumpul secara langsung, terutama selama pandemi.
Selain itu, game online dapat mengajarkan kolaborasi, kesabaran, dan dapat memperkenalkan anak pada ide serta dunia baru. Bahkan, hal ini bisa membantu anak masuk ke perguruan tinggi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)