COMMUNITY

Pertunjukan Tari Jarum dalam Jerami Tampil di JICON 2022

Rosa Anggreati
Kamis 22 Desember 2022 / 18:02
Jakarta: Koreografer Hartati tahun ini menampilkan karya terbarunya berjudul “Jarum dalam Jerami” di ajang Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) 2022.

Karya “Jarum dalam Jerami” tampil di JICON 2o22 pada 16 dan 17 Desember, pukul 20.00 WIB. JICON yang diselenggarakan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) itu juga menampilkan “Diskusi Telisik Tari” Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pukul 19.00 WIB di Taman Ismail Marzuki. Pada kesempatan tersebut Hartati mengupas lebih mendalam karya terbarunya bersama Saras Dewi (Komite Tari DKJ) dan Esha Tegar Putra (Sastrawan, Peneliti Gusmiati Suid).

Karya tersebut dibuat sebagai bentuk penghormatan untuk Gusmiati Suid (1942-2001). Bagi Hartati, Gusmiati Suid tidak hanya seorang koreografer perempuan yang memberikan kontribusi penting bagi tari kontemporer Indonesia, namun juga seorang guru. Hartati bergabung di kelompok tari pimpinan Gusmiati Suid, Gumarang Sakti, sejak tahun 1980- an.

“Salah satu tonggak karya Ibu Gusmiati Suid adalah Api dalam Sekam, yang dipentaskan tahun 1998. Karya itu berangkat dari situasi politik yang semakin memanas di penghujung Orde Baru. Kini, hampir 30 tahun Reformasi, saya membuat Jarum dalam Jerami sebagai sebentuk dialog dengan karya Ibu Gusmiati Suid tersebut, sekaligus respons terhadap perubahan yang terjadi hari ini,” ujar Hartati.

Esha Tegar Putra (Sastrawan, Peneliti Gusmiati Suid) berpendapat karya yang dihadirkan Hartati merupakan salah satu cara untuk menggali kembali pengetahuan mengenai koreografi tari Gusmiati Suid.

“Pengetahuan mengenai koreografi tari Gusmiati Suid mesti diteruskan kepada generasi koreografer dan pegiat tari masa kini. Salah satunya dengan cara melihat kembali model penciptaan hingga khazahah gerak yang pernah dihadirkakan Gusmiati Suid,” katanya.
 

Penari dari Padang Panjang


Tidak seperti sebelumnya, semua penari dalam karya ini langsung didatangkan dari Padang Panjang, Sumatera Barat. David, yang bertindak sebagai asisten koreografer, menyebutkan Hartati sengaja mencari penari baru khusus untuk karya ini, umumnya mahasiswa seni tari ISI Padang Panjang, mulai dari semester 3 sampai tahun akhir kuliah.

“Semuanya latihan dari awal selama beberapa bulan di Padang Panjang. Hartati pun turut tinggal di Padang Panjang. Bersama para penari tersebut, pada mulanya karya Jarum dalam Jerami ditampilkan di tengah kampung di Kabupaten Sijunjung (Sumatera Barat) dalam acara Alek Mandeh, November lalu. Pertunjukan di JICON 2022 ini semoga menjadi pengalaman berharga bagi para penari muda ini,” kata David.

Ia berharap bahwa penari muda mendapatkan banyak pengalaman dan semangat untuk menjadi koreografer di kemudian hari.

Bagi Hartati, keterlibatan penari yang berbeda dalam karya barunya ini tak terlepas dari ikhtiar untuk memperluas kesempatan bagi penari-penari di kampung halamannya untuk terlibat langsung dalam penciptaan karyanya dan kemudian mendapatkan pengalaman langsung yaitu menampilkan karya di luar kampus, di Taman Ismail Marzuki. “Yang penting selalu ada ruang baru untuk belajar, belajar, belajar. Mana mungkin berkesenian tanpa belajar,” tegas Hartati.
 

Kembali Berkolaborasi


Seperti karya-karya sebelumnya, selama proses penciptaan “Jarum dalam Jerami,” Hartati tetap mengedepankan kerja kolaborasi dengan seniman lintas disiplin. Ia menggandeng Adinda Luthvianti sebagai dramaturg dan artistik, Jumaidil Firdaus (mahasiswa S2 ISI Padang Panjang) sebagai penata bunyi, dan Heru Joni Putra sebagai pengampu diskusi dan pencatat proses. Mereka tak hanya sebagai rekan diskusi, tetapi terlibat di dalam proses penciptaan karya Hartati sejak awal hingga dipentaskan. Juga ada Enrico Alamo (Dosen Teater ISI Padang panjang) sebagai penata cahaya dan M. Fahmi sebagai penata kostum.

Kerja kolaborasi sebenarnya sudah digeluti Hartati sejak menjadi penari di Gumarang Sati.

“Ibu Gusmiati Suid selalu melibatkan seniman berbagai disiplin dalam penciptaan karya-karyanya. Berbagai seniman tak henti-hentinya hilir-mudik di rumah beliau, apalagi ketika Ibu sedang mempersiapkan karya terbaru. Apa yang saya lakukan sekarang tak terlepas dari pengalaman berkarya bersama guru saya tersebut,” ujarnya.

Heru Joni Putra, salah satu anggota tim dalam penciptaan karya Hartati mengatakan bahwa judul karya “Jarum dalam Jerami” ini memang menggunakan formula judul yang sama dengan “Api dalam Sekam”. Tak hanya sama-sama mengangkat peribahasa klasik, tetapi juga sama-sama menjadi penanda zaman yang tepat untuk melihat dua kondisi sosial-politik yang berbeda, yang sebenarnya memiliki kaitan terselubung.

“Bila ‘Api dalam Sekam’ bercerita tentang kalebut menuju hiruk-pikuk menyambut zaman kebebasan, maka “Jarum dalam Jerami” mengisahkan tentang terluputkannya hal-hal kecil, sepele, tapi penting dalam hiruk-pikuk di zaman kebebasan yang sudah berjalan hampir tiga dekade ini,” ujar Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)

MOST SEARCH