COMMUNITY
							
							
								
						
						Galang Donasi untuk Transplantasi Kornea, 1.500 Pelari Ramaikan JEC Charity Run 2025
Medcom
								Senin 27 Oktober 2025 / 10:24
							
								Jakarta: JEC Eye Hospitals and Clinics bekerja sama dengan Lions Club International dan Lions Club Indonesia, serta Lions Eye Bank Jakarta (LEBJ) menggelar JEC Charity Run pada Minggu (26/10/2025).
Berlokasi di sekitar kawasan RS Mata JEC @Kedoya, Jakarta Barat, ajang lari ini melibatkan 1.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Diketahui, konsep JEC Charity Run menggabungkan tiga pilar utama: gaya hidup sehat (olahraga lari), edukasi kesehatan mata, dan kepedulian sosial.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan World Sight Day 2025 bertema #LoveYourSight - yang jatuh pada pekan kedua Oktober, sekaligus Hari Dokter Nasional - pada 24 Oktober.
Menurut DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM, Direktur RS Mata JEC @ Kedoya dan Kepala Layanan Bedah Katarak dan Refraktif JEC Eye Hospitals and Clinics, mendesaknya kebutuhan transplantasi kornea tidak bisa ditunda lagi.
JEC Charity Run 2025 menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan menyehatkan. Inisiatif ini menjadi jembatan yang menghubungkan kepedulian masyarakat dengan kebutuhan nyata di lapangan. Setiap donasi yang terkumpul akan langsung membiayai operasi bagi pasien kurang mampu yang selama ini hanya bisa menunggu dan berharap.
"Ini selaras dengan semangat Hari Dokter Nasional bahwa profesi medis tak hanya menyembuhkan, tetapi juga menggerakkan perubahan sosial," ungkap Dr. Setiyo Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia JEC Charity Run 2025.
Peserta JEC Charity Run 2025 terbagi ke dalam dua kategori: lari 5K, dan lari 2,5K - dengan seluruh partisipan mendapatkan race pack berupa jersey, medali, dan perlengkapan lari, serta kesempatan memenangkan doorprize bernilai puluhan juta rupiah, termasuk sepeda motor.
Pada kategori lari 5K, pemenang putra maupun putri berkesempatan meraih hadiah dengan total Rp 24 juta. Seluruh hasil donasi akan disalurkan ke Lions Eye Bank Jakarta (LEBJ), yaitu jaringan bank mata hasil kerja sama non-profit antara JEC Eye Hospitals & Clinics dengan Lions Clubs Indonesia.
"Melalui JEC Charity Run 2025, kami bertekad mengokohkan misi untuk mengembalikan ‘terang’ pada saudara-saudara kita yang kehilangan penglihatan akibat gangguan kornea. Setiap langkah para pelari adalah bentuk nyata dari solidaritas dan harapan," ujar District Governor Hastuti Boediwibowo Kresna, perwakilan Lions Club Indonesia dan Lions Eye Bank Jakarta.

(JEC Charity Run 2025. Foto: Dok. Istimewa)
Perlu diketahui, di Indonesia, lebih dari 35 juta orang mengalami gangguan penglihatan, dengan 3,7 juta di antaranya mengalami kebutaan. Kelainan kornea menduduki peringkat kelima penyebab kebutaan tersebut (atau sekitar 0,10 persen).
Senada itu, catatan LEBJ berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) bahkan mendapati 1 dari 1.000 orang Indonesia mengalami kebutaan lantaran kelainan kornea. Padahal, kondisi tersebut sebenarnya dapat ditangani melalui transplantasi kornea.
Sayangnya, tingginya angka kebutaan akibat gangguan kornea ini tidak diimbangi dengan ketersediaan donor. Diprediksi, Indonesia masih defisit donor kornea mata, dengan setidaknya 25 ribu antrian tunggu penerima donor kornea.
Urgensi transplantasi kornea bukan hanya untuk memulihkan penglihatan, tetapi mengembalikan kualitas hidup secara keseluruhan.
Studi menunjukkan bahwa penyandang kebutaan akibat kelainan kornea mengalami peningkatan risiko gangguan mental secara signifikan, dengan prevalensi depresi dan kecemasan masing-masing mencapai lebih dari 30 persen.
Kondisi ini tentunya akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas dan meningkatkan ketergantungan terhadap orang lain dalam menjalankan aktivitas harian.
DR. Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Korporat, menegaskan bahwa ajang lari ini bukan sekadar kegiatan olahraga. Menurutnya, perjuangan melawan kebutaan dan gangguan penglihatan tidak cukup dilakukan di ruang operasi saja, tetapi juga melalui edukasi publik, inisiatif sosial, dan kolaborasi lintas kalangan.
"JEC Charity Run 2025 dan Bakti Sosial Mata Juling JEC, bukanlah seremoni peringatan World Sight Day 2025 semata, melainkan gerakan nyata yang menegaskan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali berhak memiliki penglihatan optimal untuk belajar, bekerja, dan menjalani kehidupan secara bermartabat. Dengan kolaborasi, kepedulian, dan komitmen bersama, masa depan Indonesia yang lebih terang bukan sekadar impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai bersama," tutup Dr. Johan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
										 
									
									
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
								
  								
								
								
								
								
								
								
  								
							
						Berlokasi di sekitar kawasan RS Mata JEC @Kedoya, Jakarta Barat, ajang lari ini melibatkan 1.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Diketahui, konsep JEC Charity Run menggabungkan tiga pilar utama: gaya hidup sehat (olahraga lari), edukasi kesehatan mata, dan kepedulian sosial.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan World Sight Day 2025 bertema #LoveYourSight - yang jatuh pada pekan kedua Oktober, sekaligus Hari Dokter Nasional - pada 24 Oktober.
Menurut DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM, Direktur RS Mata JEC @ Kedoya dan Kepala Layanan Bedah Katarak dan Refraktif JEC Eye Hospitals and Clinics, mendesaknya kebutuhan transplantasi kornea tidak bisa ditunda lagi.
JEC Charity Run 2025 menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan menyehatkan. Inisiatif ini menjadi jembatan yang menghubungkan kepedulian masyarakat dengan kebutuhan nyata di lapangan. Setiap donasi yang terkumpul akan langsung membiayai operasi bagi pasien kurang mampu yang selama ini hanya bisa menunggu dan berharap.
"Ini selaras dengan semangat Hari Dokter Nasional bahwa profesi medis tak hanya menyembuhkan, tetapi juga menggerakkan perubahan sosial," ungkap Dr. Setiyo Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia JEC Charity Run 2025.
Peserta JEC Charity Run 2025 terbagi ke dalam dua kategori: lari 5K, dan lari 2,5K - dengan seluruh partisipan mendapatkan race pack berupa jersey, medali, dan perlengkapan lari, serta kesempatan memenangkan doorprize bernilai puluhan juta rupiah, termasuk sepeda motor.
Pada kategori lari 5K, pemenang putra maupun putri berkesempatan meraih hadiah dengan total Rp 24 juta. Seluruh hasil donasi akan disalurkan ke Lions Eye Bank Jakarta (LEBJ), yaitu jaringan bank mata hasil kerja sama non-profit antara JEC Eye Hospitals & Clinics dengan Lions Clubs Indonesia.
"Melalui JEC Charity Run 2025, kami bertekad mengokohkan misi untuk mengembalikan ‘terang’ pada saudara-saudara kita yang kehilangan penglihatan akibat gangguan kornea. Setiap langkah para pelari adalah bentuk nyata dari solidaritas dan harapan," ujar District Governor Hastuti Boediwibowo Kresna, perwakilan Lions Club Indonesia dan Lions Eye Bank Jakarta.

(JEC Charity Run 2025. Foto: Dok. Istimewa)
Perlu diketahui, di Indonesia, lebih dari 35 juta orang mengalami gangguan penglihatan, dengan 3,7 juta di antaranya mengalami kebutaan. Kelainan kornea menduduki peringkat kelima penyebab kebutaan tersebut (atau sekitar 0,10 persen).
Senada itu, catatan LEBJ berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) bahkan mendapati 1 dari 1.000 orang Indonesia mengalami kebutaan lantaran kelainan kornea. Padahal, kondisi tersebut sebenarnya dapat ditangani melalui transplantasi kornea.
Sayangnya, tingginya angka kebutaan akibat gangguan kornea ini tidak diimbangi dengan ketersediaan donor. Diprediksi, Indonesia masih defisit donor kornea mata, dengan setidaknya 25 ribu antrian tunggu penerima donor kornea.
Urgensi transplantasi kornea bukan hanya untuk memulihkan penglihatan, tetapi mengembalikan kualitas hidup secara keseluruhan.
Studi menunjukkan bahwa penyandang kebutaan akibat kelainan kornea mengalami peningkatan risiko gangguan mental secara signifikan, dengan prevalensi depresi dan kecemasan masing-masing mencapai lebih dari 30 persen.
Kondisi ini tentunya akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas dan meningkatkan ketergantungan terhadap orang lain dalam menjalankan aktivitas harian.
DR. Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Korporat, menegaskan bahwa ajang lari ini bukan sekadar kegiatan olahraga. Menurutnya, perjuangan melawan kebutaan dan gangguan penglihatan tidak cukup dilakukan di ruang operasi saja, tetapi juga melalui edukasi publik, inisiatif sosial, dan kolaborasi lintas kalangan.
"JEC Charity Run 2025 dan Bakti Sosial Mata Juling JEC, bukanlah seremoni peringatan World Sight Day 2025 semata, melainkan gerakan nyata yang menegaskan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali berhak memiliki penglihatan optimal untuk belajar, bekerja, dan menjalani kehidupan secara bermartabat. Dengan kolaborasi, kepedulian, dan komitmen bersama, masa depan Indonesia yang lebih terang bukan sekadar impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai bersama," tutup Dr. Johan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
										Google News
									
								
								Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
 
							 
							 
							 
											 
						 
						 
						 
						 
		