BEAUTY
Pico Laser: Rekomendasi Perawatan Kulit untuk Mengatasi Hiperpigmentasi dan Kerutan
Yuni Yuli Yanti
Selasa 30 Juli 2024 / 08:00
Jakarta: Ladies, memiliki warna kulit yang tidak rata tentu sangat mengganggu penampilan. Begitu pun dengan munculnya garis-garis halus dan kerutan karena penuaan kulit. Tentu, kamu ingin segera melakukan berbagai perawatan untuk mengatasi masalah tersebut ya.
Seperti diketahui, hiperpigmentasi adalah kondisi ketika area kulit tertentu menjadi lebih gelap daripada warna kulit di sekitarnya. Biasanya muncul dengan warna hitam, coklat, atau abu-abu.
Umumnya, hiperpigmentasi disebabkan ketika sel kulit memproduksi terlalu banyak melanin, yaitu zat yang memberikan warna pada kulit. Melanin yang diproduksi secara berlebihan dapat menggumpal dan membentuk bercak yang berwarna lebih gelap pada kulit.
Dr. Ari Herlina yang berpraktek di Somethinc Aesthetic Clinic, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan produksi melanin berlebihan, yaitu: paparan sinar matahari, peradangan pada kulit genetik, proses penuaan, perubahan hormon, misalnya saat hamil atau dalam masa pubertas, konsumsi pil KB, dan beberapa penyakit seperti tiroid misalnya.
Meski demikian, hiperpigmentasi tetap dapat diatasi dengan beberapa pengobatan, seperti penggunaan obat oles dan terapi laser. Dan, salah satu yang paling efektif adalah Pico Laser Hyperpigmentation and Rejuvenation.
"Sebenarnya, Pico Laser ini menargetkan chromophore melanin. Artinya, memang berfokus untuk masalah hiperpigmentasi. Tetapi di sisi lain, teknologi Pico Second ini juga punya stimulus untuk merangsang kolagen. Jadi dia juga bisa membantu untuk tightening atau meremajakan kulit," ujar dr. Ari.
Secara penelitian, teknologi Pico laser aman untuk segala usia dan kondisi kulit. Cuma memang disarankan secara usia lebih baik di atas 12 tahun atau memang kondisi kulit yang sangat membutuhkan perawatan.
Dr. Menyarankan untuk melakukan perawatan Pico minimal 4 kali dengan jangka waktu sebulan sekali. "Tapi tergantung lagi dengan kondisi yang beratnya pasien. Misalnya, pada kasus-kasus paling sulit adalah hiperpigmentasi jenis melasma. Itu mungkin lebih dari 4 kali saja belum tentu hasil yang didapatkan memuaskan," tambahnya.

(Dr. Ari sedang melakukan treatment Pico Laser Hyperpigmentation and Rejuvenation. Foto: dok. Istimewa)
"Treatment sebaiknya dilakukan pada kulit yang bersih. Sebenarnya paling bagus adalah digabung dengan facial. Jadi untuk menghindari break out setelah Pico karena Pico ada fungsi untuk men-tightening pori-pori. Jika keadaan pori-pori yang di dalamnya kotor, lalu ditutup laser maka ada gumpalan kotoran yang tertutup. Jadi berpotensi untuk menjadi jerawat atau beruntusan," jelas dr. Ari.
"Jangan lupa untuk selalu mengoleskan pelembap supaya kulitnya tetap lembut. Pemakaian skincare pun tergantung yang dipakai pasien, tapi yang utama hanya facial wash, pelembap dan sunscreen. Jika ingin pakai serum pastikan yang tidak bersifat iritan. Setelah tiga hari, boleh menggunakan skincare dan make up seperti biasa," pungkas dr. Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Seperti diketahui, hiperpigmentasi adalah kondisi ketika area kulit tertentu menjadi lebih gelap daripada warna kulit di sekitarnya. Biasanya muncul dengan warna hitam, coklat, atau abu-abu.
Umumnya, hiperpigmentasi disebabkan ketika sel kulit memproduksi terlalu banyak melanin, yaitu zat yang memberikan warna pada kulit. Melanin yang diproduksi secara berlebihan dapat menggumpal dan membentuk bercak yang berwarna lebih gelap pada kulit.
Dr. Ari Herlina yang berpraktek di Somethinc Aesthetic Clinic, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan produksi melanin berlebihan, yaitu: paparan sinar matahari, peradangan pada kulit genetik, proses penuaan, perubahan hormon, misalnya saat hamil atau dalam masa pubertas, konsumsi pil KB, dan beberapa penyakit seperti tiroid misalnya.
Meski demikian, hiperpigmentasi tetap dapat diatasi dengan beberapa pengobatan, seperti penggunaan obat oles dan terapi laser. Dan, salah satu yang paling efektif adalah Pico Laser Hyperpigmentation and Rejuvenation.
"Sebenarnya, Pico Laser ini menargetkan chromophore melanin. Artinya, memang berfokus untuk masalah hiperpigmentasi. Tetapi di sisi lain, teknologi Pico Second ini juga punya stimulus untuk merangsang kolagen. Jadi dia juga bisa membantu untuk tightening atau meremajakan kulit," ujar dr. Ari.
Secara penelitian, teknologi Pico laser aman untuk segala usia dan kondisi kulit. Cuma memang disarankan secara usia lebih baik di atas 12 tahun atau memang kondisi kulit yang sangat membutuhkan perawatan.
Dr. Menyarankan untuk melakukan perawatan Pico minimal 4 kali dengan jangka waktu sebulan sekali. "Tapi tergantung lagi dengan kondisi yang beratnya pasien. Misalnya, pada kasus-kasus paling sulit adalah hiperpigmentasi jenis melasma. Itu mungkin lebih dari 4 kali saja belum tentu hasil yang didapatkan memuaskan," tambahnya.

(Dr. Ari sedang melakukan treatment Pico Laser Hyperpigmentation and Rejuvenation. Foto: dok. Istimewa)
Prosedur Pico Laser
Sebelum melakukan perawatan, dokter akan membersihkan kulit agar terbebas dari debu dan make up. Mekanisme kerja Pico Laser yaitu dengan mengirimkan gelombang energi ultra pendek tanpa panas ke dalam lapisan kulit yang lebih dalam pada area masalah yang ditargetkan. Lalu, sinar akan menghancurkan pigmen atau partikel kulit yang membandel sehingga menciptakan kerusakan optik akibat laser pada epidermis tanpa merusak permukaan kulit."Treatment sebaiknya dilakukan pada kulit yang bersih. Sebenarnya paling bagus adalah digabung dengan facial. Jadi untuk menghindari break out setelah Pico karena Pico ada fungsi untuk men-tightening pori-pori. Jika keadaan pori-pori yang di dalamnya kotor, lalu ditutup laser maka ada gumpalan kotoran yang tertutup. Jadi berpotensi untuk menjadi jerawat atau beruntusan," jelas dr. Ari.
Perawatan setelah Pico Laser
Setelah perawatan, kulit akan terlihat kemerahan hingga pembengkakan ringan tapi efek ini akan hilang dalam 24 jam. Namun, dr. Ari menyarankan sebaiknya hindari olahraga berat dan paparan sinar matahari langsung. Juga, hindari pemakaian make up selama kurang lebih tiga hari."Jangan lupa untuk selalu mengoleskan pelembap supaya kulitnya tetap lembut. Pemakaian skincare pun tergantung yang dipakai pasien, tapi yang utama hanya facial wash, pelembap dan sunscreen. Jika ingin pakai serum pastikan yang tidak bersifat iritan. Setelah tiga hari, boleh menggunakan skincare dan make up seperti biasa," pungkas dr. Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)