BEAUTY

Retinol vs Retinoid, Manakah yang Paling Aman dan Efektif?

Yuni Yuli Yanti
Rabu 03 April 2024 / 09:00
Jakarta: Beauty enthusiast, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan bahan aktif yang kerap disebut retinol atau retinoid. Ya, kedua kandungan skincare ini memang dikenal ampuh dalam mengobati jerawat dan menyamarkan tanda-tanda penuaan. 

Retinoid memberikan pertahanan yang sangat baik terhadap garis-garis halus serta membantu membuat kulit lebih sehat dan bersinar. Karena efeknya yang luas, retinoid menjadi standar emas dalam perawatan kulit.

Saat ini, retinol sudah ada dibanyak produk perawatan kulit yang dijual bebas, dan retinoid biasanya diresepkan untuk tujuan dermatologi medis serta estetika.

Retinoid mengandung banyak produk vitamin A, dan retinol merupakan salah satu bentuk dari retinoid. Secara umum, retinoid tersedia dalam bentuk produk perawatan kulit yang lebih kuat dan berdasarkan resep yang digunakan untuk mengobati jerawat. 

Di sisi lain, retinol adalah bahan dalam produk perawatan kulit yang dijual bebas (OTC) yang lebih lemah dan berfokus pada warna kulit, garis-garis halus dan kerutan, serta hiperpigmentasi. 

Lantas, apa bedanya retinol dengan retinoid? Simak penjelasan yang dilansir dari laman Cornerstone Dermatology berikut ini!
 

Retinoid vs Retinol: Manfaat dan Dasar

Retinoid merupakan turunan dari vitamin A yang berfungsi mempercepat pergantian sel kulit dan mempercepat regenerasi sel kulit baru. Efek biologis yang kuat dari retinoid didasarkan pada kemampuannya untuk berikatan dengan reseptor di dalam sitoplasma dan inti keratinosit (kata yang bagus untuk jenis sel utama di lapisan atas kulit, epidermis).

Pada permukaan kulit, hasil dari penggunaan retinoid topikal secara konsisten adalah kulit tampak bercahaya karena lebih cepatnya pengelupasan sel kulit mati, pori-pori tersumbat, dan kulit kusam. 

Di bawah permukaan, retinoid bekerja jauh di dalam dermis kulit untuk merangsang produksi kolagen dan elastin, sehingga menghasilkan penampilan lebih muda dan mencegah garis-garis halus dan kerutan.

Retinol sebenarnya adalah sejenis retinoid. Ini biasanya dimasukkan dalam produk perawatan kulit yang dijual bebas dengan konsentrasi 0,5 hingga 1 persen.

Meskipun retinol adalah bahan aktif dalam banyak produk kosmetik dan produk anti penuaan yang dijual bebas, istilah 'retinoid' umumnya digunakan untuk menggambarkan produk yang diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan seperti dokter estetika misalnya.


(Retinoid merupakan turunan dari vitamin A. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

6 Tipe Retinoid

Pada tahun 1971, FDA menyetujui retinoid yang disebut tretinoin untuk mengobati jerawat dan jaringan parut jerawat. Sejak itu, retinoid terus digunakan untuk mengobati kondisi seperti jerawat, penuaan kulit, psoriasis, dan bahkan beberapa bentuk kanker.

Terdapat enam jenis retinoid dan kegunaanya untuk kulit, seperti:

- Tretinoin untuk mengobati jerawat, garis-garis halus dan kerutan, hiperpigmentasi, dan keratosis pilaris.

- Adapalene untuk mengobati jerawat.

- Tazarotene untuk mengobati jerawat dan psoriasis.

- Alitretinoin untuk mengobati sarkoma Kaposi, suatu kondisi di mana kanker ditemukan di jaringan lunak saluran pencernaan.

- Bexarotene untuk mengobati limfoma sel T kulit, sejenis kanker.

- Retinol untuk masalah kulit ringan dan untuk tujuan kosmetik. Menurut American Academy of Dermatology Association (AAD), retinol umumnya digunakan mengembalikan tekstur kulit, masalah hiperpigmentasi, warna kulit tidak merata dan penuaan. 


(Retinoid topikal dapat dioleskan sekali sehari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Cara Pakai yang Tepat

Retinoid tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk gel, krim, dan cair. Kamu akan mendapatkan instruksi khusus dari penyedia layanan kesehatan tentang cara menggunakan produk yang diresepkan.

Secara umum, retinoid topikal dioleskan sekali sehari. Kamu mungkin akan diminta untuk mencuci muka lalu mengoleskan retinoid dengan lembut ke kulit. 

Sementara, memilih produk retinol bisa jadi membingungkan, karena ada banyak sekali di pasaran. AAD merekomendasikan untuk memulai dengan formulasi terendah yang tersedia, dan melihat apakah formulasi tersebut efektif, tanpa efek samping yang tidak diinginkan. Kamu juga harus mempertimbangkan untuk mendiskusikan pilihan retinol dengan penyedia layanan kesehatan, terutama dokter kulit.

Jika kamu mencoba memutuskan apakah akan menggunakan retinoid atau retinol, pilihan terbaik adalah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter kulit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH