BEAUTY
Tren Skinimalism Kian Populer di Kalangan Gen Z, Ini Rangkaian Produknya!
Yuni Yuli Yanti
Rabu 23 April 2025 / 10:00
Jakarta: Berdasarkan data dari YCP Solidiance mengenai Indonesia Consumer Trend on Beauty Industry 2024, ditemukan bahwa konsumen saat ini lebih mengutamakan perawatan kulit sederhana tetapi efektif yang sejalan dengan tren skinimalism.
Melansir dari laman Popsugar, dokter kulit bersertifikat dari U.S. Dermatology Partners, mengatakan "skinimalism atau minimalisme kulit", begitu mereka menyebutnya, sedang meningkat. Tren ini mengikuti pola pikir less-is-more dan menyoroti pentingnya rutinitas perawatan kulit yang sederhana namun efektif.
Diketahui, skinimalism merupakan preferensi konsumen akan produk skincare yang simpel, multifungsi, dan efektif. Melihat fenomena ini, Sensatia, sebagai brand perawatan kulit yang telah berkiprah selama 25 tahun di industri kecantikan, sangat menyambut baik era di mana kesadaran konsumen akan hidup berkelanjutan semakin meningkat dan lebih selektif.
"Kita melihatnya sebagai sinyal positif bagi masa depan industri kecantikan. Artinya, semakin banyak pihak yang peduli untuk menyelamatkan lingkungan. Jadi, kami dalam lingkup bisnis juga sangat senang di pasaran masyarakat yang mau aware dan berkontribusi. Buat kita ini bukan sekadar tren tetapi juga bersama-sama menuju masa depan lingkungan yang lebih baik," ujar Kunti Puspita Sari, Sales & Marketing Manager of Sensatia.
Tren Skinimalism berfokus pada manfaat penggunaan bahan-bahan sederhana yang identik dengan kulit, berkhasiat namun lembut pada kulit. Kunti menyebutkan produk dan langkah perawatan kulit yang dimaksud dalam tren ini cukup sederhana, yaitu hanya menggunakan cleanser, toner, dan moisturizer.
"Perawatan skinimalism itu sangat sederhana jadi cuma pakai tiga produk saja seperti cleanser, toner, dan moisturizer. Menurutku ini saja sudah cukup untuk merawat kulit, asalkan produk yang dipilih benar-benar alami dan sesuai jenis kulit. Sementara, untuk serum, eye cream dan lain sebagainya itu lebih ke optional," jelas kunti.

(Kunti Puspita Sari, Sales & Marketing Manager of Sensatia dalam acara “Unveiling the Future of Clean Beauty with Sensatia” pada Selasa (22 /4/2025, di Jakarta. Foto: Dok. Yuni)
Transformasi ini mencakup identitas visual baru yang lebih modern dan inklusif, serta penekanan yang lebih kuat pada tiga pilar clean beauty yang diyakini, yaitu Clean Ingredients, Clean Environment, dan Clean Business.
Kunti mengatakan perubahan visual brand Sensatia mencerminkan semangat yang lebih berani dan inklusif, tetapi tetap setia pada filosofi berkelanjutan yang telah menjadi bagian dari brand ini.
Penyederhanaan nama dari Sensatia Botanicals menjadi Sensatia, serta desain logo dan kemasan yang baru, bertujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.
"Bagi Sensatia, clean beauty bukan sekadar tren, melainkan prinsip yang mendasari setiap keputusan kami. Ini berarti penggunaan bahan-bahan alami yang aman dan teruji, upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan, dan praktik bisnis yang adil dan transparan," pungkas Kunti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Melansir dari laman Popsugar, dokter kulit bersertifikat dari U.S. Dermatology Partners, mengatakan "skinimalism atau minimalisme kulit", begitu mereka menyebutnya, sedang meningkat. Tren ini mengikuti pola pikir less-is-more dan menyoroti pentingnya rutinitas perawatan kulit yang sederhana namun efektif.
Diketahui, skinimalism merupakan preferensi konsumen akan produk skincare yang simpel, multifungsi, dan efektif. Melihat fenomena ini, Sensatia, sebagai brand perawatan kulit yang telah berkiprah selama 25 tahun di industri kecantikan, sangat menyambut baik era di mana kesadaran konsumen akan hidup berkelanjutan semakin meningkat dan lebih selektif.
"Kita melihatnya sebagai sinyal positif bagi masa depan industri kecantikan. Artinya, semakin banyak pihak yang peduli untuk menyelamatkan lingkungan. Jadi, kami dalam lingkup bisnis juga sangat senang di pasaran masyarakat yang mau aware dan berkontribusi. Buat kita ini bukan sekadar tren tetapi juga bersama-sama menuju masa depan lingkungan yang lebih baik," ujar Kunti Puspita Sari, Sales & Marketing Manager of Sensatia.
Tren Skinimalism berfokus pada manfaat penggunaan bahan-bahan sederhana yang identik dengan kulit, berkhasiat namun lembut pada kulit. Kunti menyebutkan produk dan langkah perawatan kulit yang dimaksud dalam tren ini cukup sederhana, yaitu hanya menggunakan cleanser, toner, dan moisturizer.
"Perawatan skinimalism itu sangat sederhana jadi cuma pakai tiga produk saja seperti cleanser, toner, dan moisturizer. Menurutku ini saja sudah cukup untuk merawat kulit, asalkan produk yang dipilih benar-benar alami dan sesuai jenis kulit. Sementara, untuk serum, eye cream dan lain sebagainya itu lebih ke optional," jelas kunti.

(Kunti Puspita Sari, Sales & Marketing Manager of Sensatia dalam acara “Unveiling the Future of Clean Beauty with Sensatia” pada Selasa (22 /4/2025, di Jakarta. Foto: Dok. Yuni)
Komitmen terhadap Clean Beauty
Merayakan 25 tahun perjalanan dalam industri kecantikan Indonesia, Sensatia mengumumkan transformasi brand yang lebih tegas untuk memperkuat komitmennya terhadap praktik berkelanjutan, sekaligus menjawab harapan konsumen akan produk skincare yang aman dan bertanggung jawab pada lingkungan dan komunitas.Transformasi ini mencakup identitas visual baru yang lebih modern dan inklusif, serta penekanan yang lebih kuat pada tiga pilar clean beauty yang diyakini, yaitu Clean Ingredients, Clean Environment, dan Clean Business.
Kunti mengatakan perubahan visual brand Sensatia mencerminkan semangat yang lebih berani dan inklusif, tetapi tetap setia pada filosofi berkelanjutan yang telah menjadi bagian dari brand ini.
Penyederhanaan nama dari Sensatia Botanicals menjadi Sensatia, serta desain logo dan kemasan yang baru, bertujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.
"Bagi Sensatia, clean beauty bukan sekadar tren, melainkan prinsip yang mendasari setiap keputusan kami. Ini berarti penggunaan bahan-bahan alami yang aman dan teruji, upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan, dan praktik bisnis yang adil dan transparan," pungkas Kunti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)