BEAUTY

Studi: Jenggot Pria Ternyata Lebih Banyak Mengandung Bakteri Dibanding Bulu Anjing

A. Firdaus
Kamis 18 September 2025 / 14:15
Jakarta: Sebuah studi menemukan bahwa jenggot pria lebih kotor daripada bulu anjing. Alasannya, karena di jenggot pria itu dapat mengandung lebih banyak bakteri berbahaya.

Mengutip Antara, peneliti di Swiss membandingkan jenggot dan bulu anjing dan menemukan jumlah mikroba yang lebih tinggi pada jenggot. Termasuk beberapa bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Ini menimbulkan beberapa kekhawatiran kebersihan yang sangat valid.

Studi itu dipublikasikan di European Radiology pada 2019 lalu. Penelitian itu melibatkan 18 pria berjenggot yang rentang usianya antara 18 hingga 76 tahun, kemudian ada juga 30 anjing dari berbagai ras.

Baca juga: Pria Wajib Tahu! Ini Tips Memilih Pembersih Wajah yang Sesuai Jenis Kulitmu

Para ilmuwan mengambil sampel dari jenggot di area wajah dan leher, serta air liur dari para pria, dan membandingkannya dengan bulu dan air liur dari anjing. Mereka juga mengambil sampel dari pemindai MRI yang digunakan untuk manusia dan anjing untuk melihat seberapa banyak kontaminasi bakteri yang ada.

Ternyata, ke-18 pria tersebut memiliki jumlah mikroba yang tinggi di janggut mereka, tetapi hanya 23 dari 30 anjing yang memilikinya. Hal yang lebih mengejutkan yakni tujuh dari pria tersebut membawa bakteri yang diketahui berbahaya bagi manusia, seperti Enterococcus faecalis (bakteri usus) dan Staphylococcus aureus. Di antara anjing-anjing tersebut, hanya empat yang membawa jenis bakteri berbahaya tersebut.

Para peneliti menilai, jenggot lebih menjebak bakteri karena jenggot menciptakan lingkungan mikro. Misalnya, rambut menjebak kelembapan, sel-sel kulit, minyak, partikel makanan, keringat, dan debu. Semua ini dapat memberi makan bakteri.

Tanpa pembersihan yang tepat, bakteri berkembang biak, terutama ketika rutinitas kebersihan kurang diperhatikan. Selain itu, jenggot terletak dekat dengan mulut dan hidung, tempat bakteri lebih mungkin terakumulasi dan berpindah.

Studi ini juga mencatat bahwa pemindai MRI yang digunakan secara eksklusif oleh manusia memiliki kontaminasi yang lebih tinggi setelah digunakan, menunjukkan bahwa bakteri manusia pada kulit, pakaian, atau jenggot berkontribusi lebih besar terhadap kontaminasi permukaan umum di rumah sakit dibandingkan anjing di lingkungan tersebut.

Kebanyakan jenggot tidak akan menyebabkan penyakit, namun, dengan adanya bakteri tertentu, ada kemungkinan infeksi kulit, iritasi, pori-pori tersumbat, atau lebih buruk lagi jika bakteri masuk ke luka atau selaput lendir.

Staph aureus dapat menyebabkan abses atau infeksi yang lebih serius pada orang yang rentan. Sementara Enterococcus dapat menyebabkan masalah saluran kemih atau infeksi lain jika berpindah. Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, luka, atau kondisi dermatologis harus sangat berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH