Jakarta: Setelah dua hari tertunda, Roket Vega-C-- yang sangat penting bagi otonomi Eropa dalam mencapai luar angkasa -- lepas landas tanpa masalah, membawa satelit Sentinel-1C untuk program observasi Bumi Copernicus milik Uni Eropa.
Vega-C melesat ke langit temaram dari landasan peluncuran Kourou di Guyana, Prancis pada pukul 18:20 waktu setempat (2120 GMT), di hadapan Josef Aschbacher, Direktur Jenderal Badan Antariksa Eropa (ESA).
Satelit, yang menyediakan data dan layanan untuk mengamati planet guna memahami dampak perubahan iklim, diluncurkan ke orbit pada ketinggian sekitar 700 kilometer (435 mil), 1 jam dan 43 menit setelah lepas landas, disambut tepuk tangan meriah dari pusat kendali Jupiter.
"Dengan peluncuran Sentinel-1C ke orbit, ESA melanjutkan warisan Sentinel yang teguh dalam melindungi Bumi dan menjadi contoh mengapa Eropa membutuhkan penerbangan yang aman: karena apa yang kami kirim ke luar angkasa memberikan manfaat bagi Bumi, dan semuanya dimulai dengan peluncuran," kata Josef Aschbacher.
ESA menambahkan bahwa satelit tersebut akan mengirimkan citra radar beresolusi tinggi untuk memantau perubahan lingkungan Bumi, dan menawarkan kemampuan baru untuk mendeteksi dan memantau lalu lintas maritim.
Ini adalah peluncuran pertama roket ringan tersebut sejak Desember 2022, ketika gagal mencapai orbit dalam penerbangan komersial perdananya dan kehilangan dua satelit. Hal itu memberikan pukulan baru bagi benua yang telah berjuang untuk meluncurkan misinya ke luar angkasa.
Roket tersebut dihentikan sementara selama dua tahun sementara nosel motor roket Zefiro 40 -- yang menyebabkan kegagalan -- didesain ulang. AFP PHOTO/Ronan Lietar Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News