Warga di kepulauan di pesisir pantai Utara Pulau Flores harus bermalam di atas bukit. Hal ini dikarenakan mereka masih takut adanya tsunami pasca gempa M 7,4 yang melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 14 Desember 2021.
Warga di kepulauan di pesisir pantai Utara Pulau Flores harus bermalam di atas bukit. Hal ini dikarenakan mereka masih takut adanya tsunami pasca gempa M 7,4 yang melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 14 Desember 2021.
Camat Alok, Pet Rodriguez mengatakan warganya yang ada di kepulauan yakni Pulau Sukun dan Pulau Pemana harus bermalam di atas bukit atau ketempat yang lebih tinggi. Hal ini warganya masih ketakutan pasalnya ada gempa susulan yang terjadi pada sore harinya.
Camat Alok, Pet Rodriguez mengatakan warganya yang ada di kepulauan yakni Pulau Sukun dan Pulau Pemana harus bermalam di atas bukit atau ketempat yang lebih tinggi. Hal ini warganya masih ketakutan pasalnya ada gempa susulan yang terjadi pada sore harinya.
Selain pulau Pemana, kata dia, hal ini juga terjadi di Pulau Sukun. Yang mana warga juga harus bermalam di atas bukit yang ada di Pulau tersebut.
Selain pulau Pemana, kata dia, hal ini juga terjadi di Pulau Sukun. Yang mana warga juga harus bermalam di atas bukit yang ada di Pulau tersebut.
Kepala Desa Kojadoi, Hanawi mengatakan, sejak siang tadi hingga Selasa, 14 Desember 2021, malam, sebagian besar warga Desa Kojadoi masih tetap bertahan di atas kapal dan perahu mereka.
Kepala Desa Kojadoi, Hanawi mengatakan, sejak siang tadi hingga Selasa, 14 Desember 2021, malam, sebagian besar warga Desa Kojadoi masih tetap bertahan di atas kapal dan perahu mereka.

Takut Tsunami, Warga Kepulauan di Sikka Bermalam di Atas Bukit

14 Desember 2021 22:04
Sikka: Warga di kepulauan di pesisir pantai utara Pulau Flores harus bermalam di atas bukit. Hal ini dikarenakan mereka masih takut adanya tsunami pasca gempa M 7,4 yang melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 14 Desember 2021.

Camat Alok, Pet Rodriguez mengatakan warganya yang ada di kepulauan yakni Pulau Sukun dan Pulau Pemana harus bermalam di atas bukit atau ketempat yang lebih tinggi. Hal ini warganya masih ketakutan pasalnya ada gempa susulan yang terjadi pada sore harinya.

"Kalau di Pulau Pemana itu, sorenya warga sudah turun ke rumah. Tetapi gempa susulan lagi, warga harus naik ke bukit lagi untuk antisipasi dan waspada. Mereka takut Tsunami. Jadi malam ini mereka bermalam di atas bukit," papar dia.

Selain pulau Pemana, kata dia, hal ini juga terjadi di Pulau Sukun. Yang mana warga juga harus bermalam di atas bukit yang ada di Pulau tersebut.

Kepala Desa Kojadoi, Hanawi mengatakan, sejak siang tadi hingga Selasa, 14 Desember 2021, malam, sebagian besar warga Desa Kojadoi masih tetap bertahan di atas kapal dan perahu mereka.

Terkait kondisi warga dan bangunan, Hanawi mengaku dirinya belum mendapatkan data korban, namun kondisi bangunan, terdapat satu bangunan umum milik pemerintah desa yang biasa digunakan untuk tempat pertemuan dan acara-acara warga, tampak retak.

Sementara untuk kebutuhan bahan makanan, Hanawi mengatakan hingga saat ini masih bisa ditanggulangi, namun dirinya belum bisa memastikan ketersediaan bahan makanan hingga besok apabila warga belum kembali ke rumah masing-masing.

Selain warga kepulauan, ada juga warga dari Kelurahan Kota Uneng. Yang mana juga mereka sekitar 70 orang itu mengungsi di atas bukit tepatnya di Desa Nilo, Kecamatan Nita guna mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

Dilokasi tersebut, terlihat sangat gelap. Warga hanya menggunakan lampu Philip yang ditarik dari rumah warga di sekitar lokasi mengungsi. Selain itu terdapat, tiga tenda terbuat dari terpal sebagai tempat beristirahat malam ini. MI/Gabriel Langga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KHL)

News Gempa Bumi Kabupaten Sikka Gempa NTT