Jakarta: Banjir, tanah longsor, dan hujan deras telah menewaskan sedikitnya 23 orang di wilayah Dataran Tinggi Papua Nugini, dimana rumah-rumah rusak dan jalan-jalan tersapu air.
Penjabat Direktur Pusat Bencana Nasional, Lusete Man mengatakan seorang ibu dan anak termasuk di antara korban tewas ketika cuaca buruk melanda banyak komunitas.
“Ke-23 orang tersebut terkubur di bawah berton-ton lumpur dalam tiga tanah longsor terpisah di berbagai wilayah di provinsi Simbu,” kata Man, Senin, 18 Maret 2024. “Kami masih mengalami hujan lebat, tanah longsor, banjir sungai, yang menyebabkan kerusakan parah di dataran tinggi.”
Masyarakat pesisir juga terkena dampaknya, dengan naiknya gelombang pasang yang menyapu tepi laut dan membanjiri desa-desa di tepi pantai.
Di kawasan Teluk dan Delta Barat, naiknya air dari sungai telah menimbulkan malapetaka bagi masyarakat, kebun, dan mata pencaharian mereka. Provinsi Enga yang berdekatan juga mengalami banjir besar.
Pemerintah telah mengalokasikan 10.000 kina Papua Nugini ($2.645) untuk bantuan kemanusiaan.
Pemimpin masyarakat Wapenamanda, Aquila Kunzie, mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa masyarakat sedang menjatah persediaan makanan mereka.
“Curah hujan yang terus menerus di Kabupaten Wapenamanda menyebabkan sungai-sungai meluap,” kata Kunzie.
Dia menambahkan bahwa lebih dari 100 perempuan dan anak-anak mengungsi di desanya setelah terjadinya perang suku di dekatnya.
“[Kami makan] hanya satu kali makan per hari, kami tidak mampu membeli sarapan dan makan siang dengan semuanya,” katanya. “Kami tidak punya cara untuk meminta bantuan.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya belum menerima permintaan bantuan.
“Kami akan menghubungi pos diplomatik kami di Port Moresby untuk informasi lebih lanjut, dan akan terus memantau secara ketat,” kata juru bicara tersebut pada hari Selasa.
Papua Nugini berada di peringkat ke-16 negara yang paling berisiko terhadap perubahan iklim dan bencana alam, menurut Indeks Risiko Dunia tahun 2022. AFP PHOTO/Courtesy of Michael Dai Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News