Jakarta: Setidaknya lima orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam dua insiden terpisah di Bangladesh saat kekerasan berlanjut di kampus-kampus perguruan tinggi di Dhaka dan di tempat lain terkait skema kuota pegawai pemerintah atau PNS, Selasa, 16 Juli 2024.
"Setidaknya tiga di antara yang tewas adalah mahasiswa dan satu adalah pejalan kaki," kata laporan media. Seorang pria lain yang tewas di Dhaka, ibu kota, masih belum teridentifikasi.
Kematian dilaporkan setelah kekerasan semalam di sebuah universitas negeri dekat Dhaka. Kekerasan melibatkan anggota organisasi mahasiswa pro-pemerintah dan demonstran. Sementara polisi menembakkan gas air mata dan menyerang para pengunjuk rasa dengan tongkat. "Bentrokan menyebar di Universitas Jahangirnagar di Savar, di luar Dhaka," menurut para mahasiswa dan pihak berwenang.
Para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mendukung oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), telah menuntut diakhirinya kuota yang disediakan untuk anggota keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971, yang memungkinkan mereka untuk menduduki hingga 30 persen pekerjaan pemerintah.
Mereka berpendapat bahwa penunjukan kuota bersifat diskriminatif dan bahwa pekerjaan pemerintah seharusnya berdasarkan prestasi. Beberapa bahkan mengatakan sistem saat ini menguntungkan kelompok yang mendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Sementara peluang kerja telah meluas di sektor swasta Bangladesh, banyak yang menganggap pekerjaan pemerintah stabil dan menguntungkan. Setiap tahun, sekitar 3.000 pekerjaan semacam itu terbuka untuk hampir 400.000 lulusan.
Hasina mengatakan bahwa para veteran perang — yang umumnya dikenal sebagai pejuang kemerdekaan — harus menerima penghormatan tertinggi atas pengorbanan mereka pada 1971, terlepas dari ideologi politik mereka saat ini. AFP PHOTO/Munir Uz Zaman Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News