Jakarta: Kebakaran besar yang melanda kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh dan telah memaksa setidaknya 50.000 orang mengungsi, serta mengakibatkan tujuh orang dikhawatirkan tewas. Ini adalah kebakaran ketiga yang menghantam kamp dalam empat hari.
Hampir satu juta minoritas Muslim yang teraniaya dari Myanmar - banyak di antaranya melarikan diri dari tindakan keras militer di tanah air mereka pada 2017 - hidup dalam kondisi yang sempit dan jorok di kamp-kamp di distrik Cox Bazar tenggara.
Para pejabat mengatakan kobaran api terbaru tampaknya telah dimulai pada Senin, 22 Maret 2021, di salah satu dari 34 kamp - yang mencakup sekitar 8.000 acre (3.237 hektar) tanah - sebelum menyebar ke tiga kamp lain, sementara para pengungsi berusaha menyelamatkan diri dari gubuk dengan membawa barang apa pun yang bisa mereka bawa.
Asap tebal terlihat mengepul dari gubuk-gubuk yang berkobar dalam video yang dibagikan di media sosial, ketika ratusan petugas pemadam kebakaran dan pekerja bantuan memadamkan api dan mengevakuasi pengungsi ke tempat yang aman.
Petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan kobaran api sekitar tengah malam, dengan Refugees International mengatakan setidaknya 50.000 orang menyelamatkan diri dari gubuk mereka saat kobaran api mengurangi ribuan tempat berlindung yang terbuat dari terpal dan bambu menjadi abu.
"Kami mengetahui tujuh orang tewas termasuk dua anak, seorang wanita dan empat pria dewasa," kata Shahdat Hossain, kepala dinas pemadam kebakaran setempat. Kantor pengungsi dan polisi pemerintah, belum mengkonfirmasi adanya kematian.
"Itu adalah kebakaran terbesar sejak masuknya Rohingya pada Agustus 2017. Sekitar 1.500-2.000 lapak benar-benar dimusnahkan," kata wakil kepala komisaris pengungsi pemerintah Shamsud Douza.
Douza mengatakan makanan telah dikirimkan kepada para pengungsi dan pekerja bantuan berusaha memberikan semua dukungan kemanusiaan yang diperlukan.
AFP PHOTO Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News