Polisi Myanmar membubarkan ribuan massa yang menggelar aksi anti-kudeta di ibu kota Naypydaw pada Senin, 8 Februari 2021, menggunakan meriam air (water cannon).
Polisi Myanmar membubarkan ribuan massa yang menggelar aksi anti-kudeta di ibu kota Naypydaw pada Senin, 8 Februari 2021, menggunakan meriam air (water cannon).
Penggunaan meriam air kali ini merupakan yang pertama sejak aksi protes terjadi dalam tiga hari terakhir. Sejauh ini demo berlangsung damai, berbeda dengan aksi protes yang sebelumnya terjadi pada 1988 dan 2007.
Penggunaan meriam air kali ini merupakan yang pertama sejak aksi protes terjadi dalam tiga hari terakhir. Sejauh ini demo berlangsung damai, berbeda dengan aksi protes yang sebelumnya terjadi pada 1988 dan 2007.
Dilaporkan sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka-luka terkena tembakan air.
Dilaporkan sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka-luka terkena tembakan air.
Polisi mulai berhenti menembakkan meriam air setelah pedemo mengajukan banding, kendati aksi protes tetap berlanjut.
Polisi mulai berhenti menembakkan meriam air setelah pedemo mengajukan banding, kendati aksi protes tetap berlanjut.
Massa dari sejumlah elemen masyarakat termasuk pekerja swasta, buruh pabrik, pekerja medis, mahasiswa, biksu melakukan aksi mogok nasional menuntut pembebasan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi yang menjalani tahanan rumah. Massa juga menuntut militer mengakhiri kudeta dan mengembalikan demokrasi.
Massa dari sejumlah elemen masyarakat termasuk pekerja swasta, buruh pabrik, pekerja medis, mahasiswa, biksu melakukan aksi mogok nasional menuntut pembebasan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi yang menjalani tahanan rumah. Massa juga menuntut militer mengakhiri kudeta dan mengembalikan demokrasi.

Polisi Bubarkan Massa Anti-Kudeta Myanmar dengan Meriam Air

08 Februari 2021 16:48
Jakarta: Polisi Myanmar membubarkan ribuan massa yang menggelar aksi anti-kudeta di ibu kota Naypydaw pada Senin, 8 Februari 2021, menggunakan meriam air (water cannon).

Penggunaan meriam air kali ini merupakan yang pertama sejak aksi protes terjadi dalam tiga hari terakhir. Sejauh ini demo berlangsung damai, berbeda dengan aksi protes yang sebelumnya terjadi pada 1988 dan 2007.

Dilaporkan sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka-luka terkena tembakan air.

Polisi mulai berhenti menembakkan meriam air setelah pedemo mengajukan banding, kendati aksi protes tetap berlanjut.

Massa dari sejumlah elemen masyarakat termasuk pekerja swasta, buruh pabrik, pekerja medis, mahasiswa, biksu melakukan aksi mogok nasional menuntut pembebasan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi yang menjalani tahanan rumah. Massa juga menuntut militer mengakhiri kudeta dan mengembalikan demokrasi. AFP Photo/STR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KHL)

Internasional myanmar politik myanmar aung san suu kyi Kudeta Myanmar