Kandidat reformis Iran Masoud Pezeshkian pada Sabtu, 6 Juli 2024, memenangi pemilihan presiden putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif, kata kementerian dalam negeri.
Kandidat reformis Iran Masoud Pezeshkian pada Sabtu, 6 Juli 2024, memenangi pemilihan presiden putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif, kata kementerian dalam negeri.
"Pezeshkian memperoleh lebih dari 16 juta suara dan Jalili lebih dari 13 juta dari sekitar 30 juta suara yang diberikan," kata juru bicara otoritas pemilu Mohsen Eslami, seraya menambahkan bahwa jumlah pemilih mencapai 49,8 persen. Jumlah surat suara yang rusak dilaporkan lebih dari 600.000.
Pezeshkian berterima kasih kepada para pendukungnya yang datang untuk memilih dengan cinta dan membantu negara.
Pezeshkian berterima kasih kepada para pendukungnya yang datang untuk memilih dengan cinta dan membantu negara.
“Kami akan mengulurkan tangan persahabatan kepada semua orang; kita semua adalah rakyat negara ini; kita harus menggunakan semua orang untuk kemajuan negara ini,” katanya di televisi pemerintah.
“Kami akan mengulurkan tangan persahabatan kepada semua orang; kita semua adalah rakyat negara ini; kita harus menggunakan semua orang untuk kemajuan negara ini,” katanya di televisi pemerintah.

Masoud Pezeshkian Memenangi Pemilihan Presiden Iran

06 Juli 2024 12:19
Jakarta: Kandidat reformis Iran Masoud Pezeshkian pada Sabtu, 6 Juli 2024, memenangi pemilihan presiden putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif, kata kementerian dalam negeri.

"Pezeshkian memperoleh lebih dari 16 juta suara dan Jalili lebih dari 13 juta dari sekitar 30 juta suara yang diberikan," kata juru bicara otoritas pemilu Mohsen Eslami, seraya menambahkan bahwa jumlah pemilih mencapai 49,8 persen. Jumlah surat suara yang rusak dilaporkan lebih dari 600.000.

Pezeshkian berterima kasih kepada para pendukungnya yang datang untuk memilih dengan cinta dan membantu negara.

“Kami akan mengulurkan tangan persahabatan kepada semua orang; kita semua adalah rakyat negara ini; kita harus menggunakan semua orang untuk kemajuan negara ini,” katanya di televisi pemerintah. 

Pemilu tersebut diadakan lebih awal setelah kematian presiden ultrakonservatif Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikipter, dan berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan regional dan ketidakpuasan dalam negeri. AFP PHOTO/Atta Kenare

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional politik iran Iran