Pekerja bandara perempuan Afghanistan berada di pos pemeriksaan keamanan bandara di Kabul pada 12 September 2021.
Pekerja bandara perempuan Afghanistan berada di pos pemeriksaan keamanan bandara di Kabul pada 12 September 2021.
Kurang dari sebulan setelah Taliban menguasai Afghanistan, beberapa perempuan kembali memberanikan diri untuk bekerja di Bandara Kabul.
Kurang dari sebulan setelah Taliban menguasai Afghanistan, beberapa perempuan kembali memberanikan diri untuk bekerja di Bandara Kabul.
Taliban sebelumnya telah mengatakan bahwa perempuan harus tinggal di rumah demi keamanan mereka sendiri. Namun beberapa perempuan tetap nekad karena tidak punya pilihan lain. Mereka bekerja karena menjadi tulang punggung keluarga.
Taliban sebelumnya telah mengatakan bahwa perempuan harus tinggal di rumah demi keamanan mereka sendiri. Namun beberapa perempuan tetap nekad karena tidak punya pilihan lain. Mereka bekerja karena menjadi tulang punggung keluarga.
Dari lebih 80 perempuan yang bekerja di bandara sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, hanya 12 yang kembali bekerja.
Dari lebih 80 perempuan yang bekerja di bandara sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, hanya 12 yang kembali bekerja.
Untuk diketahui, hak-hak perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban pada 1996-2001. Tetapi sejak kembali berkuasa, kelompok tersebut mengklaim bahwa mereka tidak akan terlalu ekstrem.
Untuk diketahui, hak-hak perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban pada 1996-2001. Tetapi sejak kembali berkuasa, kelompok tersebut mengklaim bahwa mereka tidak akan terlalu ekstrem.

Perempuan Afghanistan Beranikan Diri Kembali Bekerja di Bandara

13 September 2021 12:13
Jakarta: Kurang dari sebulan setelah Taliban menguasai Afghanistan, beberapa perempuan kembali memberanikan diri untuk bekerja di Bandara Kabul. Salah satunya adalah Rabia Jamal, 35..

Taliban sebelumnya telah mengatakan bahwa perempuan harus tinggal di rumah demi keamanan mereka sendiri. Namun ibu tiga anak itu merasa dia tidak punya banyak pilihan.

"Saya butuh uang untuk menghidupi keluarga saya," kata Rabia yang mengenakan setelan jas biru laut dan make-up. "Saya merasakan ketegangan di rumah... Saya merasa sangat tidak enak. "Sekarang aku merasa lebih baik."

Dari lebih 80 perempuan yang bekerja di bandara sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, hanya 12 yang kembali bekerja.

Tetapi mereka merupakan salah satu dari sedikit perempuan di ibu kota yang diizinkan kembali bekerja. Taliban telah memberi tahu sebagian besar dari mereka untuk tidak kembali bekerja sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Saudara Rabia, Qudsiya Jamal, 49, mengatakan bahwa pengambilalihan oleh Taliban telah mengejutkannya.

"Saya sangat takut," kata ibu lima anak yang juga satu-satunya pencari nafkah keluarganya. "Keluarga saya takut keamanan saya -- mereka mengatakan kepada saya untuk tidak kembali -- tapi saya senang sekarang, santai... sejauh ini tidak ada masalah."

Untuk diketahui, hak-hak perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban pada 1996-2001. Tetapi sejak kembali berkuasa, kelompok tersbeut mengklaim bahwa mereka tidak akan terlalu ekstrem.

Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk  https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.

AFP PHOTO/Karim Sahib

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Taliban afghanistan taliban afghanistan