Jakarta: 13 orang tewas ketika ribuan siswa yang dipersenjatai tongkat dan batu bentrok dengan polisi bersenjata di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 18 Juli 2024. Ini merupakan hari terburuk dari kekerasan dalam protes di Bangladesh terhadap kebijakan yang menetapkan kuota untuk alokasi itu pekerjaan PNS.
Pihak berwenang memutus beberapa layanan internet seluler untuk mencoba memadamkan kerusuhan, yang sebelumnya telah menewaskan sedikitnya 19 orang minggu ini.
"Orang-orang yang meninggal pada hari Kamis, termasuk seorang sopir bus yang dibawa ke rumah sakit dengan luka peluru di dadanya, seorang pengayuh becak dan tiga siswa," kata pejabat.
Ratusan orang terluka ketika polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk memecah kelompok pengunjuk rasa, yang membakar kendaraan, jabatan polisi dan perusahaan lainnya.
.
Agitasi nasional, yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali awal tahun ini, dipicu oleh pengangguran pemuda yang tinggi. Hampir seperlima dari 170 juta populasi negara itu tidak bekerja atau bersekolah.
Para pengunjuk rasa menuntut negara berhenti mengesampingkan 30% pekerjaan PNS untuk keluarga veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan 1971 dari Pakistan.
Pemerintah Hasina telah membatalkan sistem kuota pada tahun 2018, tetapi Pengadilan Tinggi mengembalikannya bulan lalu. Pemerintah mengajukan banding terhadap vonis dan Mahkamah Agung menangguhkan perintah Pengadilan Tinggi, menunggu putusan banding pemerintah pada 7 Agustus. AFP PHOTO/Munir Uz Zaman Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News