Jakarta: Jenazah Uskup Agung Desmond Tutu dibawa ke sebuah katedral bersejarah, Kamis, 30 Desember 2021, untuk memungkinkan orang Afrika Selatan mengucapkan selamat tinggal pada ikon anti-apartheid tersebut.
Buket kecil anyelir diletakkan di atas peti kayu pinus sederhana yang dibawa oleh enam pendeta Anglikan.
Penerus Tutu, Thabo Makgoba, mengucapkan doa setelah para pastor membakar dupa di atas peti mati sebelum diangkat dari mobil jenazah.
Janda Tutu, Leah, berjalan perlahan di belakang saat peti mati memasuki katedral di pusat kota Cape Town.
Pemimpin spiritual dan politik yang tak kenal lelah yang meninggal dengan tenang pada usia 90 pada Boxing Day, akan dikremasi dan abunya dikuburkan pada Hari Tahun Baru.
Tutu akan disemayamkan di Gereja Anglikan Katedral St George di Cape Town pada Kamis hingga Jumat, 31 Desember 2021, untuk memungkinkan sebanyak mungkin orang mengucapkan selamat tinggal terakhir mereka kepada pembela hak asasi yang sangat dicintai tersebut.
"Persemayaman Tutu di negara bagian telah diperpanjang menjadi dua hari karena khawatir akan ada penyerbuan," kata Pastor Gilmore Fry kepada AFP di luar gereja menunggu jenazah tiba.
Setelah kremasi pribadi, abu Tutu akan dikebumikan di dalam bekas parokinya yang berdinding batu -- tempat ia berkhotbah selama bertahun-tahun -- dan di mana lonceng telah berbunyi untuk mengenangnya selama 10 menit pada tengah hari setiap hari sejak Senin, 27 Desember 2021.
Ratusan orang telah berbondong-bondong ke katedral sejak Minggu, 26 Desember 2021 -- tempat Tutu menjabat sebagai uskup agung Anglikan Cape Town selama satu dekade hingga 1996 -- untuk meletakkan bunga dan menandatangani buku belasungkawa. AFP PHOTO/Gianluca Guercia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News