Jakarta: Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka pada Selasa, 11 September 2024, setelah banjir besar melanda Vietnam utara, imbas dari Topan Yagi. Sementara jumlah korban tewas meningkat menjadi 141 orang.
Yagi melanda pada hari Sabtu, membawa angin berkecepatan lebih dari 149 kilometer per jam dan hujan lebat yang menyebabkan banjir yang belum pernah terjadi selama beberapa dekade, menurut penduduk setempat.
Lebih dari 59.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di provinsi Yen Bai, kata otoritas setempat pada Selasa, 10 September, setelah banjir menenggelamkan hampir 18.000 rumah.
Banjir di Hanoi telah mencapai tingkat yang belum pernah terlihat sejak 2008, media pemerintah melaporkan. Ahli cuaca telah memperingatkan bahwa lebih banyak lagi yang diperkirakan akan terjadi di pusat bersejarah kota tersebut.
Phan Thi Tuyet (50), yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap dan mengalir deras yang mengalir melalui ibu kota, mengatakan bahwa dia belum pernah mengalami air setinggi itu.
"Saya kehilangan segalanya, semuanya hilang," katanya sambil memeluk erat kedua anjingnya saat dievakuasi dengan perahu, bersama penduduk lain yang rumahnya terendam banjir, dilansir dari The Japan Times, Rabu, 11 September 2024.
"Saya harus pergi ke dataran tinggi untuk menyelamatkan nyawa kami. Kami tidak dapat membawa perabotan apa pun. Semuanya terendam air sekarang,” sambungnya.
Topan di wilayah tersebut terbentuk lebih dekat ke pantai, menguat lebih cepat, dan bertahan di daratan lebih lama karena perubahan iklim, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Juli.
Topan Yagi merobohkan jembatan, merobohkan atap bangunan, merusak pabrik, dan memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.
Media pemerintah memberikan informasi terbaru tentang jumlah korban tewas sebanyak 127 pada hari Selasa, dengan sedikitnya 54 orang masih hilang setelah badai tersebut.
Pihak berwenang Hanoi mengatakan lebih dari 25.000 pohon di kota itu tumbang akibat badai tersebut.
Batang-batang pohon yang besar menghalangi jalan-jalan utama di pusat kota, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah. AFP PHOTO/Huu Hao/Nhac Nguyen Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News