Jakarta: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, arsitek serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, tewas akibat serangan Israel di Gaza pada hari Rabu, 16 Oktober 2024.
Setelah kematiannya, jenazah Sinwar dibawa ke Israel dan diidentifikasi menggunakan pengujian DNA dan perbandingan catatan gigi, menurut sejumlah pejabat Israel yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah sensitif.
Meskipun pejabat Israel yakin Sinwar bersembunyi di jaringan terowongan Hamas, Sinwar tewas di atas tanah bersama dua anggota Hamas lainnya, dalam baku tembak di dekat kota selatan Rafah. "Militer Israel menemukannya secara tidak sengaja," kata pejabat Israel.
Dalam pidatonya pada hari Kamis, 17 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza. Ini adalah awal hari setelah Hamas.
Agustus lalu, Yahya Sinwar dipilih oleh anggota Hamas sebagai kepala biro politik kelompok tersebut, menggantikan Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam serangan di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melihat terpilihnya Sinwar sebagai bukti kekuatan gerakan tersebut.
Sebelum dipilih untuk memimpin biro politik Hamas, Sinwar terpilih sebagai kepala gerakan di Jalur Gaza pada 2017 dan terpilih kembali pada 2021.
Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek dari operasi serangan lintas batas 'Banjir Al-Aqsa' pada 7 Oktober tahun lalu, yang menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Tel Aviv dan merusak reputasi layanan intelijen dan keamanan Israel di seluruh dunia.
Menurut Israel, melenyapkan Sinwar merupakan salah satu tujuan utama dari perangnya di Gaza saat ini. Sumber: washingtonpost.com
Foto: AFP PHOTO/Said Khatib/Mahmud Hams/Mohammed Abed/Matthew Hatcher Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News