Jakarta: Sedikitnya 32 orang tewas dalam kebakaran yang melanda sebuah tambang milik ArcelorMittal, di Kazakhstan, Sabtu, 28 Oktober 2023. Lebih dari selusin korban masih belum ditemukan.
Di tambang, pekerja darurat menghibur masyarakat setempat, terutama perempuan, sambil cemas menunggu kabar tentang kerabat mereka yang bekerja di bawah permukaan tanah.
Sementara puluhan orang berkumpul di ruang tunggu, beberapa dengan kepala di tangan dan semuanya tampak cemas.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev menyebut raksasa baja dan pertambangan yang terdaftar di bursa Luksemburg itu sebagai perusahaan terburuk dalam sejarah negara tersebut, sementara perusahaan mengumumkan kesepakatan awal mengenai nasionalisasi operasi lokalnya.
Tokayev sebelumnya memerintahkan pemerintahnya untuk mengambil kendali atas cabang perusahaan di Kazakh.
"ArcelorMittal dapat mengonfirmasi bahwa kedua pihak... baru-baru ini menandatangani perjanjian awal untuk transaksi yang akan mengalihkan kepemilikan ke Republik Kazakhstan," kata raksasa baja global itu dalam sebuah pernyataan.
ArcelorMittal, yang dipimpin oleh pengusaha India Lakshmi Mittal, memiliki sejarah bencana mematikan di Kazakhstan dan sering dituduh gagal menghormati peraturan keselamatan dan lingkungan.
Kebakaran tersebut merupakan salah satu yang paling mematikan dalam sejarah Kazakhstan pasca-Soviet dan terjadi hanya dua bulan setelah lima penambang tewas dalam ledakan di sebuah lokasi milik perusahaan tersebut.
“Di tambang Kostenko hingga pukul empat sore (10.00 GMT) mayat 32 orang telah ditemukan,” kata Kementerian Situasi Darurat dalam sebuah pernyataan. Pencarian 14 penambang terus berlanjut.
“Ini adalah sebuah tragedi,” kata Tokayev saat bertemu dengan keluarga para korban di wilayah Karaganda.
Dia menyerukan hari berkabung nasional pada hari Minggu.
“Perusahaan ini menjadi yang terburuk dalam sejarah kami dari sudut pandang kerja sama antara perusahaan dan pemerintah,” kata Tokayev.
Dia meminta wakil gubernur wilayah Karaganda, Vadim Basin, yang pernah bekerja di ArcelorMittal, untuk memimpin perusahaan tersebut.
“Manajemen perusahaan saat ini tidak bisa berbuat apa-apa,” imbuhnya.
Belum diketahui penyebab kecelakaan itu, namun Tokayev mengatakan komisi investigasi akan dibentuk. AFP PHOTO Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News