Houston: Amerika Serikat memberi waktu 72 jam kepada Tiongkok untuk menutup konsulatnya di Houston, dengan alasan perlunya melindungi kekayaan intelektual dan informasi AS, di tengah memburuknya hubungan kedua negara.
"Penutupan itu telah diperintahkan untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan.
"Amerika Serikat tidak akan menoleransi pelanggaran RRC terhadap kedaulatan dan intimidasi terhadap orang-orang kami. Sama seperti kami tidak menoleransi praktik perdagangan yang tidak adil RRC, pencurian pekerjaan Amerika, dan perilaku mengerikan lainnya merujuk pada Tiongkok dengan nama resminya, RRC."
Presiden Donald Trump saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan bahwa 'selalu mungkin' perwakilan-perwakilan Tiongkok yang lain dapat ditutup juga.
"Kami pikir ada pembakaran dalam satu (konsulat) yang kami tutup," kata Trump. "Saya kira mereka membakar dokumen-dokumen atau membakar kertas-kertas dan saya bertanya-tanya apa yang terjadi dengan semua itu."
Beijing mengutuk perintah penutupan itu dan mengancam akan melakukan pembalasan. Sebuah sumber mengatakan, Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di Kota Wuhan.
Pakar Tiongkok yang berdomisili di AS mengatakan Beijing dapat juga memilih konsulat-konsulat yang lebih penting seperti di Hong Kong, Shanghai, atau Guangzhou, yang dapat merugikan bisnis AS.
Richard Grenell, yang berperan sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS menyarankan AS dapat menutup konsulat Tiongkok di San Francisco yang sarat teknologi.
Hubungan antara AS dan Tiongkok menjadi semakin tegang sejak munculnya wabah virus korona baru di Wuhan pada awal tahun ini. Kedua negara juga berselisih soal perdagangan, teknologi, hukum keamanan nasional yang diberlakukan terhadap Hong Kong dan klaim Tiongkok di Laut Cina Selatan. AFP PHOTO/Mark Felix Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News