Polisi memajang barang-barang yang disita, setelah sembilan warga Hong Kong, enam di antaranya pelajar ditangkap atas tuduhan teror karena diduga mencoba membuat bahan peledak berdaya ledak tinggi, di markas polisi Hong Kong, Selasa, 6 Juli 2021.
Polisi memajang barang-barang yang disita, setelah sembilan warga Hong Kong, enam di antaranya pelajar ditangkap atas tuduhan teror karena diduga mencoba membuat bahan peledak berdaya ledak tinggi, di markas polisi Hong Kong, Selasa, 6 Juli 2021.
Polisi menyatakan bahwa lima laki-laki dan empat perempuan berusia antara 15 dan 39 tahun ditangkap Senin, 5 Juli 2021 waktu setempat atas dugaan konspirasi menggunakan bahan peledak untuk kegiatan teroris.
Polisi menyatakan bahwa lima laki-laki dan empat perempuan berusia antara 15 dan 39 tahun ditangkap Senin, 5 Juli 2021 waktu setempat atas dugaan konspirasi menggunakan bahan peledak untuk kegiatan teroris.
"Operasi yang kami lakukan kemarin adalah melawan gangster (yang) mencoba membuat bahan peledak TATP di dalam laboratorium buatan di dalam asrama," kata inspektur senior Steve Li, dari unit keamanan nasional kota yang baru. TATP adalah bahan peledak bertenaga tinggi.
Polisi mengatakan, mereka menyita berbagai barang dari kelompok itu, termasuk sejumlah kecil bahan peledak, bahan baku untuk memproduksi TATP, senapan angin, ponsel, kartu SIM, buku petunjuk tentang cara memasang bom, dan rencana meninggalkan kota.
Polisi mengatakan, mereka menyita berbagai barang dari kelompok itu, termasuk sejumlah kecil bahan peledak, bahan baku untuk memproduksi TATP, senapan angin, ponsel, kartu SIM, buku petunjuk tentang cara memasang bom, dan rencana meninggalkan kota.
Mereka juga menemukan uang tunai sekitar HKD90 ribu (USD11.585) dan membekukan sekitar HKD600 ribu di rekening bank terkait.
Mereka juga menemukan uang tunai sekitar HKD90 ribu (USD11.585) dan membekukan sekitar HKD600 ribu di rekening bank terkait.

Berencana Buat Bom, Sembilan Warga Hong Kong Ditangkap

06 Juli 2021 12:56
Hong Kong: Enam anak sekolah menengah termasuk di antara sembilan warga Hong Kong yang ditangkap atas tuduhan teror karena diduga mencoba membuat bahan peledak berdaya ledak tinggi.

Polisi menyatakan bahwa lima laki-laki dan empat perempuan berusia antara 15 dan 39 tahun ditangkap Senin, 5 Juli 2021 waktu setempat atas dugaan konspirasi menggunakan bahan peledak untuk kegiatan teroris.

"Operasi yang kami lakukan kemarin adalah melawan gangster (yang) mencoba membuat bahan peledak TATP di dalam laboratorium buatan di dalam asrama," kata inspektur senior Steve Li, dari unit keamanan nasional kota yang baru.  TATP adalah bahan peledak bertenaga tinggi.

 Polisi mengatakan sembilan orang itu adalah anggota kelompok pro-kemerdekaan yang menyebut dirinya 'Returning Valiant'. Mereka yang ditangkap termasuk enam pelajar remaja dan tiga orang dewasa yang bekerja di universitas setempat, sekolah menengah, dan sebagai sopir.

Li mengatakan mereka berencana untuk menyerang fasilitas umum termasuk terowongan lintas pelabuhan, jaringan kereta api, dan ruang sidang untuk memaksimalkan kerusakan pada masyarakat"

Polisi mengatakan, mereka menyita berbagai barang dari kelompok itu, termasuk sejumlah kecil bahan peledak, bahan baku untuk memproduksi TATP, senapan angin, ponsel, kartu SIM, buku petunjuk tentang cara memasang bom, dan rencana meninggalkan kota.

Mereka juga menemukan uang tunai sekitar HKD90 ribu (USD11.585) dan membekukan sekitar HKD600 ribu di rekening bank terkait.

Polisi telah melakukan beberapa penangkapan dalam dua tahun terakhir untuk dugaan plot bom meskipun tidak ada serangan besar yang berhasil dilakukan.

Pada bulan April, seorang pria berusia 29 tahun dipenjara selama 12 tahun karena memproduksi satu kilogram TATP.

Berita penangkapan hari Selasa datang hanya beberapa hari setelah seorang pria berusia 50 tahun bunuh diri usai menikam seorang petugas polisi, yang menurut pihak berwenang sebagai serangan 'serigala tunggal'.

Sentimen anti-pemerintah meledak pada 2019 selama protes pro-demokrasi besar-besaran dan seringkali disertai kekerasan yang diakhiri dengan penangkapan dengan undang-undang keamanan nasional yang baru.

Sementara stabilitas telah ditegakkan secara luas, Hong Kong tetap menjadi kota yang sangat terpolarisasi di mana banyak penduduk masih bergolak di bawah pemerintahan Beijing.
 AFP PHOTO/Peter Parks

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional hong kong Protes Hong Kong Politik Hong Kong