Perdana Menteri pertama Papua Nugini dan 'bapak bangsa' Sir Michael Somare meninggal pada Jumat, 26 Februari 2021. Keluarganya menyatakan Somare meninggal karena kanker. Dia meninggal di usia 84 tahun.
Perdana Menteri pertama Papua Nugini dan 'bapak bangsa' Sir Michael Somare meninggal pada Jumat, 26 Februari 2021. Keluarganya menyatakan Somare meninggal karena kanker. Dia meninggal di usia 84 tahun.
Somare baru didiagnosis menderita kanker pankreas pada awal Februari dan dirawat di rumah sakit seminggu lalu, kata putrinya Betha Somare dalam sebuah pernyataan.
Somare baru didiagnosis menderita kanker pankreas pada awal Februari dan dirawat di rumah sakit seminggu lalu, kata putrinya Betha Somare dalam sebuah pernyataan.
Dikenal di seluruh negeri hanya sebagai 'Kepala', Somare memimpin Papua Nugini usai meraih kemerdekaan dari Australia pada 1975 dan menjadi PM selama total 17 tahun, yang mencakup tiga masa jabatan terpisah.
Dikenal di seluruh negeri hanya sebagai 'Kepala', Somare memimpin Papua Nugini usai meraih kemerdekaan dari Australia pada 1975 dan menjadi PM selama total 17 tahun, yang mencakup tiga masa jabatan terpisah.
"Bangsa kita menghormati Pemimpin Besar ini," kata Perdana Menteri James Marape dalam sebuah pernyataan, sembari menyerukan seminggu hening, damai, dan tenang untuk memberi hormat kepada satu orang yang sangat berjasa kepada negara. "Dia tak tertandingi oleh siapa pun di antara kita yang mengejarnya."

Somare, 'Bapak Bangsa' PNG, Meninggal Dunia

26 Februari 2021 18:09
Port Moresby: Perdana Menteri pertama Papua Nugini dan 'bapak bangsa' Sir Michael Somare meninggal pada Jumat, 26 Februari 2021. Keluarganya menyatakan Somare meninggal karena kanker. Dia meninggal di usia 84 tahun.

Somare baru didiagnosis menderita kanker pankreas pada awal Februari dan dirawat di rumah sakit seminggu lalu, kata putrinya Betha Somare dalam sebuah pernyataan.

Dikenal di seluruh negeri hanya sebagai 'Kepala', Somare memimpin Papua Nugini usai meraih kemerdekaan dari Australia pada 1975 dan menjadi PM selama total 17 tahun, yang mencakup tiga masa jabatan terpisah.

"Bangsa kita menghormati Pemimpin Besar ini," kata Perdana Menteri James Marape dalam sebuah pernyataan, sembari menyerukan seminggu hening, damai, dan tenang untuk memberi hormat kepada satu orang yang sangat berjasa kepada negara. "Dia tak tertandingi oleh siapa pun di antara kita yang mengejarnya."

Selama beberapa dekade, Somare adalah tokoh politik dominan di negara pulau pegunungan itu dan kematiannya diperkirakan akan menimbulkan curahan emosional.  Dia baru mundur dari politik pada 2017, setelah 49 tahun menjadi anggota parlemen.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison, bekas kekuatan kolonial dan donor bantuan terbesar PNG, menyesalkan hilangnya sosok yang menjulang tinggi dalam sejarah Papua Nugini. 

"Dia adalah mitra penting yang dengan gigih membela kemerdekaan Papua Nugini, tetapi selalu menghargai komitmen teguh Australia kepada negaranya," katanya.

Kematian Somare merupakan akhir dari era bangsa yang sangat beragam, yang memiliki lebih dari 800 bahasa dan segudang kelompok suku dan berjuang dengan beberapa tingkat kemiskinan tertinggi di kawasan Asia-Pasifik.

"Dia tokoh utama, dia tokoh ikon dalam politik Papua Nugini," kata Sinclair Dinnen, pakar Pasifik dari Universitas Nasional Australia di Canberra. 

"Dia memiliki status yang tidak dimiliki orang lain. Dia dipandang sebagai bapak kemerdekaan. Beberapa orang akan menghubungkan pengaruhnya dengan mempersatukan negara yang sangat sulit ini selama periode pasca kemerdekaan." AFP PHOTO/Scanpix Norway/Ness Kerton/Evan Vucci


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Obituari papua nugini