Jakarta: Upacara pemakaman massal sekitar 300 korban gempa bumi digelar di pedesaan Afghanistan barat, Senin, 9 Oktober 2023. Sementara itu masih banyak keluarga yang terjebak di reruntuhan rumah mereka. dua hari setelah gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Di Desa Siah Ab, dekat pusat gempa berkekuatan Magnitudo 6,3 yang terjadi pada hari Sabtu, 7 Oktober, dan diikuti delapan gempa susulan, jenazah-jenazah yang dibalut kain kafan putih diturunkan dari armada ambulans dan dibaringkan, saat massa melakukan salat jenazah.
PBB mengatakan 100 persen rumah hancur di 11 desa di distrik pedesaan Zenda Jan, sekitar 30 kilometer (19 mil) barat laut kota Herat, ibu kota provinsi dengan nama yang sama.
Bantuan mengalir pada hari Senin melalui truk-truk yang penuh dengan makanan dan selimut, dan tenda-tenda biru mulai bermunculan di tengah tumpukan batu bata lumpur coklat yang dulunya merupakan rumah keluarga.
Namun juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Mullah Janan Sayeq mengatakan bahwa orang-orang masih berusaha mencari dan mengeluarkan keluarga mereka dari puing-puing.
"Laporan dari lapangan menggambarkan situasi yang sangat buruk,” katanya pada konferensi pers di ibu kota.
Kementerian bencana menyatakan bahwa 2.053 orang telah meninggal. “Kami tidak bisa memberikan jumlah pasti korban tewas dan terluka karena jumlahnya terus berubah,” kata Sayeq.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan lebih dari 11.000 orang dari 1.655 keluarga terkena dampak bencana alam tersebut.
Saat musim dingin tiba, menyediakan tempat berlindung bagi penduduk akan menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Taliban di Afghanistan, yang mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021 dan memiliki hubungan yang buruk dengan organisasi bantuan internasional. AFP PHOTO/Mohsen Karimi Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News