Janda asal Filipina, Agatha Ando, kembali bisa tertawa satu dekade setelah Topan Super Haiyan menerjang Filipina tengah, menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Janda asal Filipina, Agatha Ando, kembali bisa tertawa satu dekade setelah Topan Super Haiyan menerjang Filipina tengah, menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Angin kencang merobohkan rumah-rumah dan menumbangkan pepohonan ketika gelombang mirip tsunami yang ditimbulkan oleh badai melenyapkan sebagian besar masyarakat miskin pesisir pada tanggal 8 November 2013.
Angin kencang merobohkan rumah-rumah dan menumbangkan pepohonan ketika gelombang mirip tsunami yang ditimbulkan oleh badai melenyapkan sebagian besar masyarakat miskin pesisir pada tanggal 8 November 2013.

10 Tahun Dilanda Topan, Filipina Bangkit dari Reruntuhan

06 November 2023 15:57
Jakarta: Janda asal Filipina, Agatha Ando, kembali bisa tertawa satu dekade setelah Topan Super Haiyan menerjang Filipina tengah, menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Angin kencang merobohkan rumah-rumah dan menumbangkan pepohonan ketika gelombang mirip tsunami yang ditimbulkan oleh badai melenyapkan sebagian besar masyarakat miskin pesisir pada tanggal 8 November 2013.

Suami Ando dan tiga saudara kandungnya menolak meninggalkan rumah mereka di Kota Tacloban yang berjarak kurang dari 100 meter (109 yard) dari laut dan meninggal bersama empat anaknya ketika air dan puing-puing menimpa mereka.

Buntutnya, jenazah mereka yang hancur segera dibungkus dengan selimut basah dan terpal bekas, lalu dikubur beberapa meter dari tempat rumah Ando kini berdiri.

“Saya sekarang bisa tertawa lagi, tapi saya tidak akan pernah melupakannya,” kata Ando, 57 tahun, yang selamat karena mengindahkan peringatan resmi untuk pergi ke daratan sebelum badai melanda.

Sepuluh tahun kemudian, kuburan massal keluarga tersebut adalah salah satu dari sedikit pengingat akan kehancuran di Tacloban, ibu kota provinsi Leyte.

Tacloban menanggung beban terberat dari kemarahan Haiyan dan harus dibangun kembali hampir dari awal.

Kini, kota ini tampak seperti kota lain di Filipina, dengan jalanan yang macet dan restoran yang ramai.

Tembok laut sepanjang 18 kilometer (11 mil) telah dibangun di sepanjang pantai untuk melindunginya dari gelombang badai di masa depan.

“Saya pikir kita sudah pulih sepenuhnya,” kata Wali Kota Alfred Romualdez kepada AFP saat kunjungannya baru-baru ini ke kota berpenduduk sekitar 280.000 orang itu.

Saat Filipina bersiap memperingati 10 tahun Haiyan, Romualdez mengatakan para penyintas telah 'move on' dari bencana tersebut.

“Tetapi saya rasa mereka tidak akan pernah lupa,” katanya.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa badai menjadi lebih dahsyat seiring dengan pemanasan dunia yang disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Filipina, yang biasanya mengalami lebih dari 20 badai besar dalam setahun, memiliki banyak pengalaman dalam menangani bencana.

Namun hal itu tidak membuat negara ini siap menghadapi salah satu topan terkuat yang pernah tercatat. AFP PHOTO/Ted Aljibe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

Internasional badai topan badai angin kencang filipina