Jakarta: Hadiah Nobel dalam bidang fisika dianugerahkan kepada tiga ilmuwan yang mengamati elektron dalam atom per sekian detik. Ketiganya pun akan mendapatkan uang sebesar USD1 juta atau 11 juta kronor Swedia (Rp16 miliar).
Mereka ialah Pierre Agostini dari The Ohio State University di Amerika Serikat, Ferenc Krausz dari Max Planck Institute of Quantum Optics dan Ludwig Maximilian University of Munich di Jerman, serta Anne L’Huillier dari Universitas Lund di Swedia.
Para pemenang penghargaan itu diakui atas eksperimen mereka, yang telah memberikan umat manusia alat baru untuk menjelajahi dunia elektron di dalam atom dan molekul.
“Mereka telah mendemonstrasikan cara untuk menciptakan gelombang cahaya yang sangat pendek yang dapat digunakan untuk mengukur proses cepat pergerakan elektron atau perubahan energi,” kata juri bidang itu dalam pernyataan.
Sekretaris Jenderal Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, Hans Ellegren, mengumumkan penghargaan itu di Stockholm, Selasa, 3 Oktober 2023.
Pemenang Nobel akan menerima uang tunai sebesar Rp16 miliar pada upacara di Stockholm, 10 Desember mendatang. Uang tersebut berasal dari warisan pencipta anugerah itu asal Swedia Alfred Nobel yang meninggal pada 1896.
Pada 1987, L’Hullier menemukan banyak nada cahaya berbeda muncul ketika dia mentransmisikan sinar laser inframerah melalui gas mulia. Setiap nada tambahan merupakan gelombang cahaya dengan jumlah siklus tertentu.
Itu disebabkan interaksi sinar laser dengan atom dalam gas, yang memberi energi ekstra kepada elektron yang kemudian dipancarkan sebagai cahaya.
Pada 2001, Agostini menyelidiki serangkaian pulsa cahaya yang berurutan. Setiap pulsa hanya berlangsung selama 250 attodetik.
Pada saat yang sama, Krausz mengerjakan eksperimen lain yang memungkinkan untuk mengisolasi satu pulsa cahaya yang berlangsung selama 650 attodetik.
“Sekarang kita bisa membuka pintu ke dunia elektron. Fisika attosecond memberi kita kesempatan untuk memahami mekanisme yang diatur elektron. Langkah selanjutnya ialah memanfaatkannya,” ujar Ketua Komite Nobel Fisika, Eva Olsson. Dok. Media Indonesia
Foto: AFP PHOTO/Jonathan Nackstrand Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News