Mantan diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan, yang secara brutal menghancurkan lawan sampai demonstrasi massal memaksanya keluar, meninggal dunia pada hari Selasa, 23 November 2021.
Mantan diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan, yang secara brutal menghancurkan lawan sampai demonstrasi massal memaksanya keluar, meninggal dunia pada hari Selasa, 23 November 2021.
"Mantan presiden itu meninggal di rumahnya di Seoul," kata ajudan lamanya, Min Jeong-ki kepada wartawan di luar kediaman Chun. Chun meninggal di usia 90 tahun.
Chun mengawasi kebangkitan ekonomi Korsel dan mengamankan Olimpiade 1988 untuk Seoul. Dia adalah presiden Korsel pertama yang menyerahkan kekuasaan secara damai.
Chun mengawasi kebangkitan ekonomi Korsel dan mengamankan Olimpiade 1988 untuk Seoul. Dia adalah presiden Korsel pertama yang menyerahkan kekuasaan secara damai.
Seorang jenderal di militer Korea Selatan, Chun mengambil alih kekuasaan dalam kudeta setelah pembunuhan 1979 orang kuat Park Chung-hee. Dia menjadi presiden dari 1980 hingga 1988, memerintah dengan tangan besi dan secara brutal untuk menghancurkan lawan-lawannya.
Seorang jenderal di militer Korea Selatan, Chun mengambil alih kekuasaan dalam kudeta setelah pembunuhan 1979 orang kuat Park Chung-hee. Dia menjadi presiden dari 1980 hingga 1988, memerintah dengan tangan besi dan secara brutal untuk menghancurkan lawan-lawannya.

Foto: Mantan Diktator Korsel Chun Doo-hwan Meninggal Dunia

23 November 2021 12:13
Jakarta: Mantan diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan, yang secara brutal menghancurkan lawan sampai demonstrasi massal memaksanya keluar, meninggal dunia pada hari Selasa, 23 November 2021.

"Mantan presiden itu meninggal di rumahnya di Seoul," kata ajudan lamanya, Min Jeong-ki kepada wartawan di luar kediaman Chun. Chun meninggal di usia 90 tahun.

Chun mengawasi kebangkitan ekonomi Korsel dan mengamankan Olimpiade 1988 untuk Seoul. Dia adalah presiden Korsel pertama yang menyerahkan kekuasaan secara damai.

Seorang jenderal di militer Korea Selatan, Chun mengambil alih kekuasaan dalam kudeta setelah pembunuhan 1979 orang kuat Park Chung-hee.

Dia menjadi presiden dari 1980 hingga 1988, memerintah dengan tangan besi dan secara brutal untuk menghancurkan lawan-lawannya.

Chun hingga kini menjadi salah satu tokoh Korea Selatan yang paling dicerca. Dia dikenal sebagai 'Penjagal Gwangju' karena memerintahkan pasukannya untuk melakukan pemberontakan melawan kekuasaannya di kota barat daya.

Pada 1996, dia dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati, sebagian atas apa yang terjadi di Gwangju, tetapi eksekusinya diringankan di tingkat banding dan dia dibebaskan setelah pengampunan presiden.

Jumlah resmi korban tewas atau hilang di Gwangju adalah sekitar 200 orang, tetapi para aktivis mengatakan mungkin tiga kali lebih tinggi.

Chun dan politisi sayap kanan di Korsel menganggapnya sebagai kerusuhan. Mantan diktator itu membantah terlibat langsung dalam penindasan pemberontakan.

Selama pemerintahannya, Chun juga selamat dari upaya pembunuhan. Pada kunjungan kenegaraan ke Myanmar pada 1983, agen Korea Utara mencoba membunuhnya dengan mengebom di sebuah upacara peringatan. AFP PHOTO/Yonhap/Kim Jae-Hwan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Obituari korea selatan meninggal dunia