Warga Myanmar mengecam kudeta yang dilancarkan militer, aksi protes pun dilakukan melalui berbagai cara termasuk merajah tubuh atau tato.
Warga Myanmar mengecam kudeta yang dilancarkan militer, aksi protes pun dilakukan melalui berbagai cara termasuk merajah tubuh atau tato.
Seorang pria membuat sebuah tato wajah pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer.
Seorang pria membuat sebuah tato wajah pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer.
Skema tato pemimpin sipil Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer di sebuah salon tato di Naypyidaw.
Skema tato pemimpin sipil Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer di sebuah salon tato di Naypyidaw.
Seorang pria mendapat tato pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer di sebuah salon tato di Naypyidaw.
Seorang pria mendapat tato pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer di sebuah salon tato di Naypyidaw.

Protes Kudeta Militer, Warga Myanmar Bikin Tato Wajah Aung San Suu Kyi

11 Februari 2021 22:27
Naypyidaw: Warga Myanmar mengecam kudeta yang dilancarkan militer, aksi protes pun dilakukan melalui berbagai cara termasuk merajah tubuh atau tato.

Seorang pria membuat sebuah tato wajah pemimpin Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi sebagai protes atas kudeta militer.

Aksi menentang kudeta di Myanmar terus berlanjut hingga hari ini, Kamis, 11 Februari 2021. Mereka juga menuntut supaya tokoh sipil Aung Sann Suu Kyi dan Presiden Wyn Myint segera dibebaskan dari tahanan.

Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), Jendral Min Aung Hlaing, menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang baru dilantik pada 1 Februari lalu, dengan alasan menuduh ada kecurangan dalam pemilu 2020.

Militer Myanmar berjanji bakal menggelar pemilihan umum yang jujur dan bebas usai status masa darurat nasional selama satu tahun dinyatakan berakhir. AFP Photo/STR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KHL)

Internasional myanmar politik myanmar aung san suu kyi Kudeta Myanmar