Jakarta: Tidak semua orang Yahudi mendukung keberadaan negara Israel. Neturei Karta, sebuah kelompok Yahudi Ortodoks Haredi, dikenal karena penentangan keras mereka terhadap Zionisme. Didirikan di Yerusalem pada tahun 1938, kelompok ini merupakan cabang dari gerakan Agudat Yisrael yang sangat taat pada hukum Taurat.
Neturei Karta percaya bahwa orang Yahudi berada dalam pengasingan karena dosa-dosa mereka dan hanya Mesias yang dapat memulihkan tanah Israel kepada mereka. Mereka menentang setiap upaya untuk mendirikan negara Yahudi melalui kekuatan manusia, karena dianggap sebagai pemberontakan terhadap kehendak Tuhan.
Keyakinan ini didasarkan pada konsep Talmud tentang Tiga Sumpah, yang menyatakan bahwa bangsa Yahudi tidak boleh memberontak melawan bangsa-bangsa yang memberi mereka perlindungan dan tidak boleh bermigrasi secara massal ke Tanah Israel sebelum kedatangan Mesias.
Sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948, Neturei Karta dengan tegas menolak mengakui pemerintah Israel atau institusinya. Mereka menganggap pendirian negara itu sebagai tindakan manusia yang mendahului kedatangan Mesias, dan karena itu merupakan dosa besar.
Neturei Karta juga menjalin hubungan dengan negara-negara Arab dan organisasi pro-Palestina, yang memicu kecaman luas dari komunitas Yahudi Ortodoks lainnya. Kelompok ini menuduh Neturei Karta bersekutu dengan musuh-musuh Yahudi, seperti Iran dan Hizbullah, yang sering menyuarakan antisemitisme.
Meskipun jumlah anggota Neturei Karta kecil, mereka tetap memiliki pengaruh yang signifikan melalui aksi-aksi kontroversial mereka. Mereka sering membakar bendera Israel dalam demonstrasi dan hadir di berbagai acara pro-Palestina.
Neturei Karta sering dianggap sebagai kelompok pinggiran bahkan di kalangan Haredi. Kelompok anti-Zionis lainnya, seperti Satmar, secara terbuka mengutuk tindakan mereka. Banyak komunitas Yahudi lainnya, termasuk Chabad, menganggap tindakan Neturei Karta sebagai bentuk pengkhianatan terhadap umat Yahudi. AFP PHOTO/Adam Gray/Kena Betancur Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News