Jakarta: Otoritas Kazakhstan telah telah menangkap lebih dari 5.000 orang atas kerusuhan yang mengguncang negara terbesar di Asia Tengah itu pada pekan lalu. Menurut Kementerian Dalam Negeri, seluruhnya ada 5.135 orang ditahan untuk diinterogasi yang merupakan bagian dari 125 penyelidikan terpisah atas kerusuhan tersebut.
Selama 1 minggu terakhir, kondisi Kazakhstan mencekam dengan belasan orang terbunuh, ribuan ditahan dan gedung-gedung publik dibakar habis. Kondisi ini mendorong Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati di tempat kepada orang-orang yang dituduhnya sebagai 'bandit dan teroris'.
Tak hanya itu, Tokayev juga mengundang Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk mengirim pasukan agar memulihkan ketertiban di Kazakhstan.
Pemerintah mengatakan 5.800 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan itu, termasuk warga negara asing. Dikatakan situasi telah stabil di semua wilayah.
Diketahui kerusuhan memanas di Kazakhstan bermula dari aksi-aksi demonstrasi sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar. Aksi memanas setelah membentuk gerakan luas melawan pemerintah Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.
Dalam kerusuhan tersebut, Mantan kepala intelijen Kazakhstan dan Perdana Menteri dua periode Karim Massimov telah ditangkap karena dicurigai melakukan makar.
Kerusuhan memicu Presiden Kazakhstan menetapkan tanggal 10 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional. Deklarasi tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang kehilangan nyawa. AFP Photo/Alexandr Bogdanov/Russian Defence Ministry Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News