Teheran: Ebrahim Raisi yang ultrakonservatif dilantik sebagai Presiden Iran pada Selasa, 3 Agustus 2021.
"Mengikuti pilihan rakyat, saya menugaskan Hojatoleslam Ebrahim Raisi yang bijaksana, tak kenal lelah, berpengalaman dan populer sebagai Presiden Republik Islam Iran," tulis pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah dekrit yang dibacakan oleh kepala stafnya.
Raisi menggantikan presiden moderat Hassan Rouhani, yang pencapaian bersejarahnya adalah perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan besar.
Raisi, dalam pidato pelantikannya, mengatakan pemerintahnya akan berusaha untuk mencabut sanksi AS yang menindas, tetapi tidak akan mengikat standar hidup bangsa dengan keinginan orang asing.
Pria berusia 60 tahun itu juga menghadapi peringatan AS, Inggris, dan Israel kepada Iran terkait serangan kapal tanker mematikan pekan lalu yang dibantah oleh Teheran.
Raisi memenangkan pemilihan presiden pada bulan Juni. Mantan kepala kehakiman tersebut telah dikritik oleh Barat karena catatan hak asasi manusianya.
Saat acara pelantikan, petugas melakukan pembatasan lalu lintas jalan-jalan di sekitar tempat peresmian, sementara perjalanan udara domestik ke dan dari ibu kota dilarang selama dua jam.
Upacara Selasa menandai aksesi resmi Raisi ke kantor kepresidenan. Dia kemudian akan dilantik di depan parlemen pada hari Kamis, 5 Agustus 2021 dan akan menyerahkan susunan pemerintahan yang diusulkannya. AFP PHOTO/KHAMENEI.IRĀ