Para pejabat AS melaporkan hampir 9.000 orang menyeberang masuk pada akhir pekan ini. Kondisi itu menandai salah satu tingkat kedatangan migran tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Wali Kota El Paso, Oscar Leeser, mengatakan bahwa lebih dari 2.000 orang mencari suaka di kota tersebut setiap hari. Jumlah itu berarti mengalami kenaikan dari 350-400 orang pada enam minggu lalu sehingga membuat sumber day yang ada menipis dan tempat penampungan menjadi penuh.
Selama 10 hari terakhir, kota itu telah bekerja sama dengan petugas dari Patroli Perbatasan AS untuk menyediakan tempat penampungan bagi 6.500 orang.
“Kota El Paso tidak memiliki begitu banyak sumber daya dan kami telah sampai pada titik puncaknya saat ini,” kata Leese dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip Aljazeera.
“Banyak dari mereka yang mencari kesempatan atau melarikan diri dari kelaparan, kekerasan, atau kekacauan politik di negara asalnya,” ujarnya.
Masuknya para pencari suaka, sebagian besar dari Venezuela, Honduras, dan Haiti, merupakan bagian dari gelombang migran yang lebih besar yang telah melakukan perjalanan berbahaya dengan bus dan kereta kargo menuju kota-kota perbatasan Meksiko dekat Kota El Paso dan Eagle Pass di Texas, serta San Diego di California.
Jumlah orang yang mencari suaka di AS sempat anjlok dalam beberapa bulan terakhir setelah pengumuman pembatasan pada Mei. Namun, peningkatan dramatis baru-baru ini telah membuat pemerintahan Biden kembali bersiaga.
Mencari kehidupan baru
Di wilayah Eagle Pass, para pendatang menyeberangi Sungai Rio Grande untuk mencoba masuk ke wilayah AS, tapi kemudian terhalang oleh pagar kawat berduri.“Saya senang sudah bisa sampai ke tempat ini, tapi masih terhalang pagar. Kami tinggalkan negara kami karena di sana tingkat kejahatannya sudah terlalu tinggi,” kata Noe Zelaya, warga Honduras yang datang dengan istri serta dua anaknya yang masih kecil.
Keluarga itu nekat menyeberangi sungai dengan kedalaman hingga sedada orang dewasa. Mereka tidak sendirian. Ada beberapa pendatang lain dari Venezuela.
“Saya sedih karena saya kira bakal mudah masuk Amerika. Namun, saya akan terus berusaha,” ujar Juan Diaz, 28, yang mengaku kabur dari dinas militer di Venezuela.
Diaz melanjutkan perjalanan ke hulu sungai sampai akhirnya bertemu satu celah di pagar kawat. Setelah bisa masuk ke wilayah AS, dia lalu menyerahkan diri kepada petugas perbatasan.
Isu pendatang membuat warga AS terpecah. Seiring meningkatnya ketegangan di perbatasan, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dijadwalkan segera bertemu
dan membahas isu migran dengan Presiden Honduras Xiomara Castro di Kota McAllen, Texas. Dok.Media Indonesia
Foto: AFP PHOTO/Jesus Olarte/Andrew Cabalero-Reynolds Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News