Jakarta: Badai dahsyat telah merenggut lebih dari 10 nyawa di Brasil tenggara, sebagian besar di daerah pegunungan di negara bagian Rio de Janeiro, di mana pihak berwenang pada hari Sabtu, 23 Maret 2024 mengerahkan tim penyelamat untuk menangani situasi 'kritis'.
Banjir besar ini terjadi ketika Brasil, negara terbesar di Amerika Selatan, dilanda serangkaian peristiwa cuaca ekstrem, yang menurut para ahli lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
Badai tersebut menyebabkan sebuah rumah runtuh di kota Petropolis, 70 kilometer (45 mil) ke daratan dari ibu kota, menewaskan empat orang, kata pemerintah negara bagian Rio.
Tim AFP menyaksikan penyelamatan seorang gadis pada Sabtu pagi yang telah terkubur lebih dari 16 jam di reruntuhan.
Ayahnya, yang ditemukan tewas di sampingnya, “dengan gagah berani melindungi gadis itu dengan tubuhnya,” kata seorang tetangga dan pemilik bar setempat kepada AFP.
“Kami kesakitan, tapi bersyukur atas keajaiban ini,” kata Luis Claudio de Souza, 63 tahun.
Kematian lainnya dilaporkan sebelumnya di Santa Cruz da Serra, di mana seorang pria tenggelam ketika truknya jatuh ke sungai; di Teresopolis, seorang warga meninggal akibat runtuhnya rumah; dan di Arraial do Cabo, di mana seseorang tersambar petir.
Lebih jauh ke pesisir pantai, di negara bagian Espirito Santo, para pejabat melaporkan empat kematian, dan di negara bagian Sao Paolo, dua anak dirawat di rumah sakit karena cedera yang diderita akibat badai pada hari Jumat, 22 Maret 2024.
Jumat malam, Gubernur Rio Claudio Castro mengatakan situasi di Petropolis 'kritis' karena "hujan lebat dan meluapnya Sungai Quitandinha. AFP PHOTO/Pablo Porciuncula Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News