Beirut: Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab pada Senin, 10 Agustus 2020 waktu setempat, mengundurkan diri dan membubarkan pemerintahannya. Hal itu dilakukan setelah masyarakat menggelar rangkaian aksi protes menuntut otoritas setempat bertanggung jawab atas ledakan yang menghancurkan Kota Beirut.
Diab, lewat pidatonya, juga menyebut ledakan itu dan aksi kemarahan warga merupakan buah dari korupsi yang telah mendarah daging di Lebanon.
"Hari ini kami mengikuti kehendak masyarakat yang menuntut tanggung jawab otoritas terkait terhadap bencana ini, (mereka) yang memilih untuk bersembunyi selama tujuh tahun, (dan kami akan mengikuti) keinginan mereka yang menuntut perubahan," kata PM Diab saat mengumumkan pengunduran dirinya.
Presiden Lebanon Michel Aoun menerima pengunduran diri pemerintahan Diab, tetapi ia memintanya untuk sementara ini menjadi pelaksana tugas sampai kabinet baru terbentuk, demikian isi pengumuman otoritas setempat sebagaimana disiarkan lewat televisi.
Pemerintahan Diab terbentuk pada Januari dan ia mendapat dukungan dari kelompok Hezbollah di Iran.
Jelang pengunduran diri PM Diab, aksi protes massa di Kota Beirut memasuki hari ketiga. Beberapa pengunjuk rasa melempar batu dan petasan ke aparat keamanan yang berjaga di pintu masuk depan gedung parlemen. Aparat pun membalas dengan melempar gas air mata.
Ledakan yang disebabkan oleh lebih dari 2.000 ton amonium nitrat di gudang pelabuhan pada 4 Agustus menyebabkan 163 orang tewas dan lebih dari 6.000 warga luka-luka, serta merusak sebagian besar bangunan di Beirut, ibu kota Lebanon. Insiden itu memperburuk krisis ekonomi dan politik yang telah terjadi selama berbulan-bulan di Lebanon.
Bagi banyak warga Lebanon, ledakan itu jadi peristiwa terakhir yang menyulut kesabaran rakyat, mengingat mereka menghadapi krisis yang disebabkan oleh terpuruknya sektor ekonomi, korupsi, dan tata kelola pemerintahan yang buruk. Rangkaian kekecewaan itu yang akhirnya mendorong warga turun ke jalan menuntut perubahan hingga ke akar. AFP PHOTO/Dalati and Nohra/Tele Liban/Joseph Eid Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News