Nasiriyah: Empat pengunjuk rasa anti-pemerintah meninggal dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Irak di Nasiriyah, Jumat, 26 Februari 2021 waktu setempat.
Para pengunjuk rasa telah menentang adanya gelombang kedua infeksi virus korona dan memperbarui tindakan lockdown. Demonstrasi tersebut untuk melampiaskan kemarahan mereka kepada pemerintah atas layanan publik yang buruk.
Protes serupa, juga atas pengangguran dan korupsi, meletus pada akhir 2019 dan berubah menjadi gerakan anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Irak selatan dan Baghdad. Saat aksi serupa telah memudar di tempat lain di negeri ini, justru demonstrasi terus mencengkeram Nasiriyah.
Petugas medis menyatakan bahwa pada Jumat, empat pengunjuk rasa ditembak oleh pasukan keamanan. "Tiga orang tewas di tempat, sementara yang keempat kemudian meninggal karena luka tembak," katanya. "47 orang lainnya terluka tetapi semua rumah sakit penuh dengan pasien virus korona. Kami berjuang mendapatkan tempat untuk merawat mereka."
Para pengunjuk rasa telah mencoba menutup beberapa jembatan utama kota, tetapi pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan massa.
Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Gubernur Nazem al-Waeli dan melakukan unjuk rasa minggu ini di luar kantornya, karena mereka memprotes layanan publik yang memburuk.
Waeli mengundurkan diri Jumat malam dalam surat tulisan tangan kepada Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi yang didistribusikan oleh media pemerintah Irak.
Kadhemi dengan cepat menunjuk kepala Badan Keamanan Nasional, Abdulghani al-Assadi, sebagai gubernur sementara dan membentuk sebuah komite untuk menyelidiki peristiwa hari Jumat. AFP PHOTO/Azzad Niazi Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News