Kombinasi dari gambar satelit yang dirilis oleh Maxar Technologies pada Kamis, 26 September 2024 menunjukkan suatu wilayah di Lebanon sebelum (kiri) dan setelah serangan Israel.
Kombinasi dari gambar satelit yang dirilis oleh Maxar Technologies pada Kamis, 26 September 2024 menunjukkan suatu wilayah di Lebanon sebelum (kiri) dan setelah serangan Israel.
Pesawat tempur Israel melanjutkan serangan udara mematikan mereka di seluruh Lebanon untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis, 26 September 2024, saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan penolakan terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat dan Prancis.
Pesawat tempur Israel melanjutkan serangan udara mematikan mereka di seluruh Lebanon untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis, 26 September 2024, saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan penolakan terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat dan Prancis.
Militer Israel menyatakan bahwa pesawat nirawaknya menargetkan peluncur roket di Lebanon selatan yang bertanggung jawab atas serangan terhadap target-target Israel. Jet tempur menyerang puluhan target Hizbullah, termasuk sel-sel militan, peluncur, dan fasilitas penyimpanan senjata di berbagai wilayah di Lebanon selatan.
Militer Israel menyatakan bahwa pesawat nirawaknya menargetkan peluncur roket di Lebanon selatan yang bertanggung jawab atas serangan terhadap target-target Israel. Jet tempur menyerang puluhan target Hizbullah, termasuk sel-sel militan, peluncur, dan fasilitas penyimpanan senjata di berbagai wilayah di Lebanon selatan.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 60 orang tewas dan 81 lainnya cedera dalam serangan udara Israel pada hari Kamis di berbagai wilayah di Lebanon.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 60 orang tewas dan 81 lainnya cedera dalam serangan udara Israel pada hari Kamis di berbagai wilayah di Lebanon.

Israel Terus Gempur Lebanon, Tolak Gencatan Senjata

27 September 2024 15:47
Jakarta: Pesawat tempur Israel melanjutkan serangan udara mematikan mereka di seluruh Lebanon untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis, 26 September 2024, saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan penolakan terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat dan Prancis.

Militer Israel menyatakan bahwa pesawat nirawaknya menargetkan peluncur roket di Lebanon selatan yang bertanggung jawab atas serangan terhadap target-target Israel. Jet tempur menyerang puluhan target Hizbullah, termasuk sel-sel militan, peluncur, dan fasilitas penyimpanan senjata di berbagai wilayah di Lebanon selatan.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 60 orang tewas dan 81 lainnya cedera dalam serangan udara Israel pada hari Kamis di berbagai wilayah di Lebanon.

Israel melancarkan 115 serangan pada hari Kamis, kementerian tersebut mencatat, seraya menambahkan bahwa serangan udara berskala besar, yang dimulai pada hari Senin dan sebelumnya difokuskan pada bagian selatan dan timur Lebanon, kini telah menyebar hingga mencakup wilayah-wilayah di Provinsi Gunung Lebanon.

Menurut militer Israel, pasukan Hizbullah meluncurkan sekitar 150 roket ke arah Israel utara. Layanan penyelamatan Magen David Adom Israel menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa akibat serangan roket tersebut.

Beberapa roket berhasil dicegat, tetapi yang lainnya menghantam masyarakat di Israel utara, tempat sebagian besar penduduk telah mengungsi karena kebakaran lintas batas yang sedang berlangsung. Di Rosh Pina, yang terletak di Galilea Atas, sebuah roket menghantam sebuah rumah hunian, yang menyebabkan kerusakan parah. Kebakaran terjadi di Rosh Pina, Safed, dan Birya akibat serangan tersebut.

Hizbullah mengonfirmasi serangan roket tersebut, dengan menyatakan bahwa pengeboman dan penggerebekan itu dilakukan "untuk membela Lebanon dan rakyatnya, dan sebagai respons terhadap invasi biadab Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil."

Selama penilaian situasi, kepala militer Israel, Hertzi Halevi, menolak seruan gencatan senjata yang dipimpin AS pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. "Kita harus terus menyerang Hizbullah," kata Halevi. "Kita telah menunggu kesempatan ini selama bertahun-tahun."

Netanyahu menggemakan sentimen ini, dengan menyatakan bahwa Israel "akan terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh" hingga semua tujuan tercapai, termasuk pengembalian penduduk utara ke rumah mereka dengan selamat. AFP PHOTO/Satellite image ©2024 Maxar Technologies/Bilal Kashmar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Israel Lebanon hizbullah