Kabul: Sedikitnya tiga orang meninggal dunia dalam aksi protes anti Taliban di Kota Jalalabad, Afghanistan pada Rabu, 18 Agustus 2021 waktu setempat
Dua saksi dan seorang mantan polisi mengatakan para militan Taliban mengeluarkan tembakan ketika warga berusaha memasang bendera Afghanistan di sebuah lapangan. Akibatnya, tiga orang meninggal dan belasan lainnya terluka.
Juru bicara Taliban belum bisa dihubungi untuk dimintai komentarnya.
Peristiwa itu terjadi setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dan negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka dari bandara Kabul yang kacau.
Ribuan orang berusaha meninggalkan negara itu karena takut dengan kembalinya hukum dan aturan keras seperti yang pernah diberlakukan Taliban saat kelompok itu dulu berkuasa.
Pemerintah baru yang akan menggantikan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang mengasingkan diri ke Uni Emirat Arab, kemungkinan akan berbentuk dewan penguasa yang diketuai pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada.
"Namun, Afghanistan tak akan menjadi negara demokrasi. Hukum syariah dan hanya itu," kata Waheedullah Hashimi, komandan senior Taliban, tentang aturan yang akan diterapkan.
Hashimi mengatakan peran kaum perempuan, termasuk hak mereka untuk bekerja dan belajar, dan bagaimana mereka seharusnya berpakaian, akan diputuskan oleh sebuah dewan pakar.
"Mereka akan memutuskan apakah perempuan sebaiknya memakai hijab, burka, atau hanya kerudung plus abaya atau lainnya, atau tidak. Itu terserah mereka (dewan)," kata dia.
Di bawah kekuasaan Taliban pada 1996-2001, perempuan dilarang bekerja dan diharuskan mengenakan burka ketika keluar rumah, sementara anak-anak perempuan tidak dibolehkan pergi ke sekolah. AFP PHOTO/Pajhwok Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News