Jakarta: Puluhan ribu warga Iran turun ke jalan-jalan di Teheran dan kota-kota lain untuk memperingati 44 tahun revolusi Islam, Sabtu, 11 Februari 2023.
Setelah pembasan dua tahun terakhir akibat pandemi, tahun ini banyak orang yang mengibarkan bendera dengan berjalan kaki dan berkumpul di Alun-alun Azadi (Kebebasan), meskipun suhu udara dingin.
"Mereka meneriakkan slogan-slogan termasuk 'Ganyang AS', 'Ganyang Israel', 'Ganyang Inggris' dan 'Ganyang pengkhianat Al Saud'," kata seorang jurnalis AFP.
Rudal balistik Sejjil dan drone Shahed 136 dipajang di sekitar alun-alun tempat Presiden Ebrahim Raisi diperkirakan akan berbicara di depan massa.
Televisi pemerintah mengatakan perayaan itu diadakan di 1.400 kota besar dan kecil di seluruh negeri, menayangkan rekaman aksi besar di Isfahan, Masyhad, Shiraz, dan Tabriz.
Orang-orang membawa potret pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri republik Islam, dan jenderal terhormat Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS di bandara Baghdad pada Januari 2020.
Mereka juga memegang plakat bertuliskan "Kami berdiri sampai akhir", "Iran yang bersatu, kuat dan stabil" dan "Kami mematuhi pemimpin".
Perayaan tersebut menandai hari jatuhnya pemerintahan Syah 10 hari setelah ulama Syiah Khomeini kembali dari pengasingan dan memimpin pemberontakan pada Februari 1979.
Shah Mohammad Reza Pahlavi telah melarikan diri dari Iran pada bulan Januari tahun itu, setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya. AFP PHOTO/ Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News