Jakarta: Sedikitnya satu orang tewas dan sekitar 20 lainnya hilang setelah banjir dan lumpur menyapu tambang batu giok di Myanmar utara, Selasa, 12 Maret 2024.
"Sebuah lubang penambangan tua yang digunakan untuk menyimpan limpasan air hujan di kotapraja Hpakant di negara bagian Kachin jebol sekitar pukul 4:30 pagi pada hari Selasa (Senin 22.00 GMT)," kata seorang penyelamat kepada AFP.
Lumpur dan air membanjiri lubang lain sekitar 100 kaki (30 meter) di bawahnya, mengubur sekitar 20 orang yang bekerja di sana serta beberapa kendaraan.
Satu jenazah ditemukan dan empat orang dirawat di klinik terdekat, katanya, yang meminta tidak disebutkan namanya.
Media lokal melaporkan jumlah korban yang sama dari tragedi terbaru di tambang batu giok yang menandai perbukitan di negara bagian Kachin.
Puluhan orang meninggal setiap tahunnya saat bekerja di industri batu giok namun tidak diatur dengan baik di Myanmar, sehingga memenuhi permintaan yang tak terpuaskan akan permata tersebut di negara tetangga, Tiongkok.
Para penambang juga datang ke Hpakant dari seluruh Myanmar untuk memilah tumpukan sampah dengan harapan menemukan bongkahan batu giok yang terabaikan.
Pada 2020, hujan lebat memicu tanah longsor besar-besaran di tambang lain di Hpakant yang mengubur hampir 300 penambang.
Watchdog Global Witness memperkirakan bahwa industri ini bernilai sekitar $31 miliar pada tahun 2014. AFP PHOTO Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News