Jakarta: Peraih Nobel Bangladesh Muhammad Yunus akan memimpin pemerintahan sementara negara itu setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri. Hasina telah meninggalkan negara itu di tengah pemberontakan massal terhadap pemerintahannya yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa.
Pengumuman itu disampaikan pada Rabu, 7 Agustus 2024 oleh Joynal Abedin, sekretaris pers Presiden Mohammed Shahabuddin.
“Anggota lain dari pemerintahan yang dipimpin Yunus akan segera diputuskan setelah berdiskusi dengan partai politik dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Abedin, seperti dikutip Al Jazeera.
Para pemimpin protes mahasiswa, kepala tiga divisi militer negara itu, dan anggota masyarakat sipil, serta beberapa pemimpin bisnis, mengadakan pertemuan dengan presiden selama lebih dari lima jam pada Selasa malam untuk memutuskan kepala pemerintahan sementara.
Para mahasiswa sebelumnya telah mengusulkan Yunus dan mengatakan pelopor keuangan mikro berusia 83 tahun itu telah menyetujuinya. Ia diperkirakan akan segera kembali ke negara itu dari Paris, demikian dilaporkan media lokal.
Setelah keputusan itu, para pemimpin mahasiswa meninggalkan rumah dinas presiden tak lama setelah tengah malam, merasa puas dan menyambut baik keputusan itu.
Nahid Islam, seorang pemimpin kelompok mahasiswa, menyebut pembicaraan itu 'berbuah' dan mengatakan Shahabuddin telah setuju bahwa pemerintah sementara 'akan dibentuk dalam waktu sesingkat mungkin'.
Shahabuddin juga memecat kepala polisi nasional setelah protes mematikan yang memicu kepergian Hasina dan menunjuk penggantinya, kata kantornya. AFP PHOTO/Rehman Asad Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News