Beirut: Warga turun ke jalan di Lebanon memprotes penguncian total yang dilakukan pemerintah untuk membendung lonjakan kasus Covid-19.
Penguncian total yang dilakukan hampir satu bulan di Lebanon menimbulkan kemarahan warga di beberapa kota.
Kemarahan warga meledak karena menganggap pemerintah tidak serius menangani pandemi yang berdampak pada krisis ekonomi.
Palang Merah Lebanon mengatakan bahwa sedikitnya 45 orang luka-luka dalam bentrokan pada Selasa malam waktu setempat.
Sedikitnya sembilan orang dari para korban luka saat ini dirawat di rumah sakit setelah bentrok di Tripoli, kota utama di Lebanon utara.
Sebelumnya, setidaknya 30 orang terluka dalam bentrokan serupa di Tripoli pada Senin, 25 Januari 2021, malam waktu setempat karena warga frustrasi dengan pembatasan ketat virus Korona.
Tripoli sudah menjadi salah satu daerah termiskin di Lebanon, bahkan sebelum pandemi Korona menimbulkan kesengsaraan baru hingga krisis ekonomi kronis.
Banyak dari penduduknya telah kehilangan pendapatan sejak Lebanon memberlakukan lockdown penuh awal bulan ini, dalam upaya untuk membendung lonjakan kasus Covid-19 dan mencegah rumah sakitnya kewalahan.
Pekan lalu, otoritas Lebanon lockdown selama dua minggu, sehingga membuat marah para pekerja harian dan kelompok rentan lainnya.
Lonjakan kasus Covid-19 memaksa Pemerintah Lebanon memberlakukan penguncian total. Otoritas kesehatan mencatat, jumlah kasus Covid-19 di Lebanon 286.000 kasus dengan kasus kematian 2.500 jiwa. AFP Photo/Fathi Al-Masri/STR Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News