Jakarta: Rektor Universitas Harvard mengundurkan diri pada hari Selasa, 2 Januari 2024 setelah mendapat serangan kejam atas penanganannya terhadap anti-Semitisme selama protes di Gaza, serta tuduhan bahwa dia telah menjiplak karya akademisnya.
Claudine Gay dikritik dalam beberapa bulan terakhir setelah muncul laporan yang menyatakan bahwa dia tidak mengutip sumber ilmiah dengan benar. Tuduhan terbaru muncul pada hari Selasa, diterbitkan secara anonim di media online konservatif.
Gay juga dilanda skandal setelah dia menolak untuk mengatakan dengan tegas apakah seruan untuk melakukan genosida terhadap orang Yahudi melanggar kode etik Harvard, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres bersama dengan pimpinan MIT dan Universitas Pennsylvania bulan lalu.
Gay, yang mencatat sejarah sebagai orang kulit hitam pertama yang menjadi rektor universitas terkemuka di Cambridge, Massachusetts, mengatakan dalam surat pengunduran dirinya bahwa dia telah menjadi sasaran ancaman pribadi dan permusuhan rasial.
Lebih dari 700 anggota fakultas Harvard telah menandatangani surat yang mendukung Gay dan pekerjaannya tampaknya aman.
Pengunduran diri tersebut, pertama kali dilaporkan oleh surat kabar yang dikelola mahasiswa Harvard Crimson, segera dikonfirmasi oleh Gay sendiri.
"Dengan berat hati namun rasa cinta yang mendalam terhadap Harvard, saya menulis surat ini untuk menyampaikan bahwa saya akan mengundurkan diri sebagai presiden," kata Gay dalam sebuah pernyataan.
Gay, 53, lahir di New York dari pasangan imigran Haiti dan merupakan seorang profesor ilmu politik yang pada bulan Juli menjadi presiden kulit hitam pertama di Harvard yang berusia 368 tahun.
"Kegagalan kepemimpinan dan penolakan terhadap anti-Semitisme ada harganya. Semoga Universitas Harvard yang mulia dapat belajar dari perilaku buruk ini," tulis Menteri Luar Negeri Israel yang baru, Israel Katz, sebagai tanggapan terhadap laporan kepergian Gay dalam waktu dekat. AFP PHOTO/Kevin Dietsch/Joseph Prezioso Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News