Jakarta: Ribuan warga Palestina melarikan diri ke Gaza selatan, Sabtu, 14 Oktober 2023, untuk mencari perlindungan setelah Israel memperingatkan mereka untuk mengungsi, sebelum serangan darat terhadap Hamas sebagai pembalasan atas serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa pemboman sengit selama hampir seminggu terakhir hanyalah permulaan ketika Israel berupaya membalas serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.300 orang seminggu yang lalu.
"Pasukan darat Israel melakukan serangan terlokalisasi ke Gaza dalam 24 jam terakhir untuk membersihkan wilayah tersebut dari teroris dan persenjataan dan mencoba menemukan orang hilang,” kata tentara.
Kebanyakan dari mereka yang tewas ketika para pejuang militan menyerbu perbatasan yang dijaga ketat militernya ke Israel pada Sabtu, 7 Oktober lalu adalah warga sipil, sebuah serangan yang dibandingkan dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Setidaknya 1.900 warga Gaza – kebanyakan dari mereka sipil dan lebih dari 600 anak-anak – tewas dalam serangan rudal Israel di daerah kantong padat penduduk tersebut, kata kementerian kesehatan.
"Ke mana harus pergi?" tanya Umm Hossam, 29, salah satu dari ribuan orang yang melarikan diri dari Gaza utara.
“Berapa lama serangan dan kematian ini akan berlangsung? Kami tidak punya rumah lagi, setiap wilayah Gaza berada dalam ancaman,” kata perempuan berusia 29 tahun itu, dengan wajah berlinang air mata.
"Hamas menyandera sekitar 150 orang Israel, warga asing dan berkewarganegaraan ganda kembali ke Gaza dalam serangan awal," kata Israel.
Kelompok militan Hamas, 13 Oktober, mengatakan bahwa 13 dari mereka tewas dalam serangan udara Israel. AFP PHOTO/Mahmud Hams Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News