Jakarta: Ribuan orang melakukan unjuk rasa pada hari Sabtu, 27 Januari 2024 dalam unjuk rasa anti-aborsi di Texas, menuntut penyedia prosedur menjauhi negara bagian AS yang konservatif.
Aktivis 'pro-kehidupan' berkumpul di luar gedung DPR negara bagian di Austin, membawa poster dengan slogan bertuliskan 'Aborsi menyakiti perempuan' dan 'Berdoa untuk mengakhiri aborsi'.
Topik ini selalu menjadi isu hangat dalam politik Amerika dan terlebih lagi pada tahun pemilu.
Keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2022 yang mengakhiri hak federal atas prosedur aborsi merupakan kemenangan besar bagi gerakan anti-aborsi, meskipun sejak itu Partai Demokrat telah mampu berkampanye dengan kuat untuk mendukung akses aborsi.
Banyak negara bagian telah memperketat undang-undang mereka sebagai tanggapan terhadap keputusan tersebut, namun gerakan anti-aborsi mengalami kemunduran ketika isu tersebut diajukan ke dalam pemungutan suara agar warga Amerika dapat memberikan suaranya secara langsung, bahkan di negara-negara konservatif.
“Kami memberi tahu para pembunuh bayi tersebut: menjauhlah dari negara bagian Texas yang bebas. Amin,” kata Haywood Robinson, direktur urusan medis untuk kelompok anti-aborsi 40 Days for Life, kepada massa.
Sejak tahun 2022, 21 negara bagian AS telah membatasi atau melarang aborsi. Di Texas, larangan 'pemicu' negara bagian mulai berlaku segera setelah pembatalan Roe v. Wade, yang melarang aborsi bahkan dalam kasus pemerkosaan atau inses.
Presiden Partai Demokrat Joe Biden dan pasangannya Kamala Harris telah mendukung hak aborsi menjelang pemilihan presiden tahun ini, memperingatkan akan adanya pembatasan lebih lanjut di bawah pemerintahan Partai Republik.
Sementara itu, calon terdepan dari Partai Republik, Donald Trump, telah mengingatkan para pemilih bahwa ia menunjuk tiga hakim Mahkamah Agung yang membatalkan Roe v. Wade. AFP PHOTO/Suzane Cordeiro Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News